Hujan lebat berintensitas tinggi sejak awal tahun memicu longsor di sepuluh titik Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Alat berat disiagakan untuk membersihkan material longsor.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Hujan lebat dengan intensitas tinggi sejak awal tahun memicu longsor di sepuluh lokasi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Akibatnya, beberapa akses antardesa dan antarkecamatan terganggu. Alat berat disiagakan untuk membersihkan material longsor.
Di Kecamatan Pejawaran, tebing di sekitar Makam Longsong dengan tinggi sekitar 15 meter dan lebar 10 meter longsor pada Rabu (8/1/2020) dini hari dan sempat menimbun jalan raya. Camat Pejawaran Aswan menuturkan, longsor terjadi sekitar pukul 00.30 saat hujan deras mengguyur wilayah Desa Karangsari, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara. Akibatnya, akses jalan yang menghubungkan Desa Karasari menuju Desa Panaraban tertutup longsor.
”Material longsor sudah ditangani warga, tim dari forkompinca (forum komunikasi pimpinan tingkat kecamatan), dan relawan. Akses sudah lancar kembali,” tutur Aswan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo menyampaikan, sedikitnya terpantau 10 titik longsor selama awal Januari. Selain Pejawaran, longsor juga terjadi di Desa Tanjung Tirta dan Purwasana, Kecamatan Punggelan; Desa Limbangan, Kecamatan Madukara; Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa; Desa Beji, Kecamatan Pandanarum; dua lokasi di Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar; Desa Bojanegara, Kecamatan Sigaluh; dan Desa Kandang Wangi, Kecamatan Wanadadi.
”Longsor di Beji terjadi pada 5 Januari. Pembersihan material menggunakan alat berat selama tiga hari. Sementara longsor di Desa Binangun terjadi pada 6 Januari dan proses pembersihan selama dua hari,” papar Andri.
Menurut Andri, longsor di Beji, Kecamatan Pandanarum, disebabkan oleh hujan lebat yang membuat tebing setinggi 20 meter longsor sehingga menutup jalan kabupaten sepanjang 25 meter. Ketebalan material longsor di jalan 50-100 sentimeter. ”Seluruh warga pengguna jalan diimbau hati-hati saat melintasi jalan karena masih berpotensi longsor susulan,” ujarnya.
Andri menambahkan, sebagai bentuk kesiapsiagaan, BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Banjarnegara menyiapkan alat berat berupa 1 unit loader, 6 unit eskavator, 2 unit buldoser, dan sejumlah truk. ”Ada pula dua unit eskavator bantuan CSR dari PT Baru Bangkit,” katanya.
Longsor tebing juga pernah terjadi di Kecamatan Sigaluh pada 17 Desember 2019 yang menimbun jalan nasional penghubung Banjarnegara-Wonosobo. Akibatnya, kemacetan parah terjadi saat itu.
Selain Banjarnegara, tanah longsor juga terjadi di empat lokasi di Kabupaten Purbalingga. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga Muhsoni menyampaikan, pada awal Januari ini longsor menimbun jalan Desa Karangwuni-Sirau di Kecamatan Karangmoncol dan areal sawah di Desa Sirau, Karangmoncol. Longsor juga terjadi di Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar dan merusak sebuah rumah di Desa Jambudesa, Kecamatan Karanganyar.
”Kami menyiagakan dua unit alat berat berupa loader dan 250 personel yang bersiaga,” kata Muhsoni.