Sarana Parkir untuk Tingkatkan Geliat Ekonomi Semarang
Keterbatasan lahan parkir di pusat oleh-oleh Pandanaran, Kota Semarang, Jawa Tengah bakal tertangani dengan diresmikannya gedung parkir di kawasan itu, Rabu (8/1/2020). Geliat ekonomi diharapkan meningkat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Keterbatasan lahan parkir di pusat oleh-oleh Pandanaran, Kota Semarang, Jawa Tengah bakal tertangani dengan diresmikannya gedung parkir di kawasan itu, Rabu (8/1/2020). Geliat ekonomi dari sektor pariwisata pun diharapkan terus meningkat.
Selain untuk parkir kendaraan, gedung 11 lantai tersebut juga digunakan sebagai kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Puskesmas Pandanaran. Ada juga jembatan penyeberangan orang (JPO) sepanjang 110 meter yang menghubungkan gedung itu dengan pusat oleh-oleh.
Saya pikir akan dikelola oleh pihak ketiga dengan penekanan biaya (parkir) harus terjangkau oleh masyarakat, kata Hendrar Prihadi
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Rabu, memastikan, gedung parkir berkapasitas sekitar 200 mobil itu dapat segera dimanfaatkan masyarakat. “Saya pikir akan dikelola oleh pihak ketiga dengan penekanan biaya (parkir) harus terjangkau oleh masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, keterbatasan lahan parkir membuat pusat oleh-oleh Pandanaran kerap menjadi titik kepadatan, terutama saat masa liburan. Antrean kendaraan yang hendak masuk ke sejumlah toko kerap mengular, terlebih kawasan itu dekat dengan lampu lalu-lintas. Adapun Mobil dilarang parkir di bahu jalan.
Adanya akses parkir bagi pengunjung pusat oleh-oleh diharapkan semakin menggeliatkan perekonomian di Kota Semarang. “Orientasi kami ialah apa yang dikerjakaan dapat dirasakan manfaatnya. Juga, ada nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” kata Hendrar.
Asisten Bidang Ekonomi Kesejahteraan Rakyat Pembangunan Setda Kota Semarang, Widoyono, mengatakan, peningkatan ekonomi dari oleh-oleh dan kuliner terus dilakukan. Hal itu, salah satunya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dari saat ini 6,52 persen menjadi di atas 7 persen.
Perputaran ekonomi diharapkan tak hanya dari oleh-oleh khas Semarang seperti bandeng, lumpia, dan tahu bakso, tetapi sejumlah sentra kuliner. "Kami akan membuka sentra kuliner dan oleh-oleh di Jalan Depok dan Jalan Veteran. Masyarakat bisa memanfaatkan,” katanya.
Sediakan shuttle
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Endro P Martantono, mengatakan, Gedung Parkir Pandanaran diperuntukkan bagi mobil berukuran kecil dan sepeda motor. Sementara kendaraan besar serta bus akan tetap diarahkan ke sejumlah kantong parkir, seperti Jalan Batan Selatan.
Masyarakat juga masih bisa memanfaatkan bus shuttle dari area parkir Jalan Batan Selatan menuju pusat oleh-oleh Pandanaran, yang berjarak sekitar 300 meter. “Shuttle akan tetap beroperasi seperti selama ini. Untuk bus-bus besar tetap diarahkan parkir di Museum Mandala Bhakti (kawasan Tugu Muda),” ujarnya.
Rekayasa lalu lintas di sekitar pusat oleh-oleh Pandanaran juga akan tetap dilakukan secara situasional, khususnya pada masa liburan. Di antaranya dengan memberlakukan sistem lawan arus lalu lintas ke arah barat. Juga, ditutupnya akses dari Jalan Kiyai Saleh ke Jalan Pekunden saat terjadi kepadatan.
Deniyati (46), penjual wingko babat pusat oleh-oleh Pandanaran, berharap, dengan dibangunnya gedung parkir, pembeli semakin meningkat. Selama ini, peningkatan penjualan hingga 2-3 kali lipat kerap terjadi pada masa liburan, terutama libur Lebaran.