Beragam upaya antisipasi dampak cuaca ekstrem terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan masyarakat. Upaya itu antara lain bekerja bakti lintas instansi merapikan dahan pohon dan membersihkan sungai
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Beragam upaya antisipasi dampak cuaca ekstrem terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan masyarakat. Upaya itu antara lain kerja bakti lintas instansi merapikan dahan pohon dan membersihkan sungai dari tumpukan sampah rumah tangga yang menghambat laju aliran air.
Sedikitnya 200 anggota TNI Angkatan Laut Lanudal Juanda bergotong-royong memangkas dahan pohon di sepanjang Jalan Raya Juanda, Kamis (9/1/2020). Selain TNI AL, ada juga karyawan PT Angkasa Pura, Basarnas Surabaya, BPBD Sidoarjo, dan pasukan kuning Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo.
Kerja bakti ini untuk merapikan pohon-pohon di Jalan Raya Juanda. Adapun tujuan kegiatan mengantisipasi terjadinya angin kencang yang berpotensi mematahkan dahan pohon patah dan jatuh ke jalan raya, ujar Sigit Setyawan.
Ada puluhan pohon yang dirapikan. Pepohonan itu tertanam mulai dari Bundaran Aloha hingga Terminal 2 Bandara Juanda. Selain perampingan secara manual, DLHK Sidoarjo mengerahkan dua truk khusus pemangkas dahan dan gergaji mesin. Disiapkan pula tiga unit truk pengangkut sampah dedaunan dan ranting.
“Kerja bakti ini untuk merapikan pohon-pohon di Jalan Raya Juanda. Adapun tujuan kegiatan mengantisipasi terjadinya angin kencang yang berpotensi mematahkan dahan pohon patah dan jatuh ke jalan raya,” ujar Kepala Dinas LHK Sidoarjo Sigit Setyawan.
Selain merapikan pohon, lanjut Sigit, pihaknya juga memeriksa kondisi pepohonan terutama yang berada di median jalan maupun pinggir jalan. Pohon yang lapuk ditebang karena rawan tumbang. Pohon tumbang itu rawan menimpa pengendara yang tengah melintas atau masyarakat pejalan kaki.
Mitigasi bencana
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito mengatakan kerja bakti merapikan dahan dan ranting pohon ini merupakan bagian dari mitigasi bencana angin putting beliung. Harapannya, hal itu bisa memperkecil dampak bencana dan meminimalkan jatuhnya korban jiwa.
"Seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo yang terbagi menjadi 18 kecamatan rawan bencana angin kencang. Sejak awal tahun hingga saat ini hampir setiap hari terjadi bencana angin kencang yang berdampak pada rusaknya bangunan rumah warga maupun fasilitas umum seperti tiang listrik,” kata Dwijo.
Bencana terparah terjadi Minggu (5/1/2020) sore. Hujan deras disertai angin kencang menumbangkan 78 tiang listrik di Desa Barengkrajan, Kecamatan Krian. Selain itu ratusan pohon tumbang dan 16 rumah warga rusak. Seorang pengemudi terluka akibat pohon tumbang menimpa mobil yang dikemudikan.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Saifuddin mengajak seluruh masyarakat mewaspadai bencana angin kencang dengan tidak berteduh di bawah pohon dan bangunan yang rawan roboh seperti papan reklame. Jika terjadi angin kencang, warga harus berlari ke tanah lapang atau berlindung di dalam bangunan yang konstruksinya kuat.
“Selain angin kencang, bencana yang rawan terjadi di Sidoarjo adalah banjir. Untuk meminimalkan dampak banjir, dinas terkait sudah menormalisasi sejumlah sungai untuk meningkatkan daya tampung dan memperlancar laju aliran air,” ujar Nur Achmad.
Ada sejumlah sungai yang kerap meluap saat hujan berintensitas tinggi yakni diatas 100 milimeter per hari. Total ada 18 sungai yang melintas di wilayah Sidoarjo, antara lain Sungai Buntung, Sungai Pucang, Sidokare, Semampir, Kedunglarangan dan Mangetan. Sungai itu dikeruk dan dilebarkan hingga 40 meter agar daya tampungnya besar.
Selain itu, Pemkab Sidoarjo sudah memperbaiki seluruh pintu air yang rusak dan memasang pintu air baru di beberapa titik rawan untuk mengatur aliran air. Pompa penyedot genangan saat banjir juga disiapkan sebanyak 30 unit.