Sebanyak 2.000 personel satuan tugas bencana bersiaga mengantisipasi bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan longsor di Papua.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Sebanyak 2.000 personel satuan tugas bencana bersiaga mengantisipasi bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan longsor di Papua. Curah hujan yang tinggi saat ini meningkatkan kerawanan bencana di provinsi tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, saat ditemui di Jayapura, Jumat (10/1/2020), mengatakan, personel satuan tugas (satgas) bencana tak hanya anggota polisi saja, melainkan juga bersama personel SAR dan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat.
Satgas bencana dalam posisi siaga karena hasil pantauan di lapangan dan laporan dari sejumlah daerah bahwa curah hujan terus meningkat.
"Satgas bencana dalam posisi siaga karena hasil pantauan di lapangan dan laporan dari sejumlah daerah bahwa curah hujan terus meningkat," kata Ahmad. Ia menuturkan, terdapat 15 daerah yang rawan longsor dan banjir ketika terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi di provinsi itu.
Daerah-daerah rawan bencana itu terletak di pesisir maupun kawasan Pegunungan Tengah. Di antaranya yakni kota dan kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke, dan Nabire.
Menurut Mustofa, seluruh wilayah pegunungan rawan longsor. Karena itu, dia pun berharap warga menghindari lokasi tertentu, seperti lereng perbukitan, saat terjadi hujan lebat. Hal itu demi meminimalisasi risiko keselamatan.
“Kami mengimbau warga yang bermukim di atas bukit untuk waspada dan berhati-hati saat musim hujan. Warga harus berkoordinasi dengan pemda setempat untuk mengetahui kerawanan area tempat tinggal mereka," kata Mustofa.
Ia menambahkan, satgas bencana dipimpin oleh Komandan Satuan Brimob Polda Papua Komisaris Besar Godhelp Mansnembra. Seluruh 2.000 personel yang disiapkan itu telah disebar di berbagai daerah rawan bencana di Papua.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili, saat dihubungi secara terpisah, mengatakan, Provinsi Papua memasuki puncak musim hujan bulan ini.
Dari analisis prakirawan cuaca, curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi rawan terjadi, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah. Adapun di Papua Barat, kondisi itu merata di seluruh kabupaten. Intensitas curah hujan dapat mencapai 200-500 millimeter per hari.
"Kami mengimbau warga yang bermukim dekat perbukitan dan sungai agar meningkatkan kewaspadaan di tengah cuaca ekstrem saat ini untuk menghindari banjir bandang dan longsor," papar Petrus.