Tanggul Sungai Tuntang yang Jebol Diselesaikan dalam 3 Hari
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meminta penanganan jebolnya tanggul di sejumlah titik di Sungai Tuntang di Kabupaten Grobogan dan Demak, Jawa Tengah, tuntas dalam 2-3 hari.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meminta penanganan jebolnya tanggul di sejumlah titik Sungai Tuntang di Kabupaten Grobogan dan Demak, Jawa Tengah, tuntas dalam 2-3 hari. Hingga Sabtu (11/1/2020), warga di daerah-daerah itu masih terdampak banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Tata Ruang Jateng Eko Yunianto, Sabtu, mengatakan, total ada 10 titik di tanggul Sungai Tuntang yang jebol, bergeser (sliding), atau limpas. Kejadian itu memicu banjir di sejumlah daerah di Grobogan dan Demak.
”Instruksi Pak Menteri (PUPR), 2-3 hari harus selesai semua di Sungai Tuntang ini. Sedang kami rapatkan. Selain itu, sungai-sungai lain di Jateng juga kami tangani. Prinsipnya, yang memungkinkan untuk segera ditutup, langsung dikerjakan,” ujar Eko.
Salah satu titik pemicu banjir adalah jebolnya ruas tanggul di Bendung Glapan, Kecamatan Gubug, Grobogan, pada Rabu (8/1/2020) pukul 23.00. Saat itu, debit Sungai Tuntang meningkat hingga air melimpas ke tanggul yang bersebelahan dengan Pintu Air Timur Glapan. Akibat kejadian ini, satu rumah genset hanyut.
Tanggul jebol juga terjadi di sejumlah lokasi, antara lain Desa Glapan dan Desa Ngroto, Gubug. Akibat kejadian itu, delapan kecamatan di Grobogan terdampak, yakni Purwodadi, Penawangan, Karangrayung, Godong, Tanggungharjo, Kedungjati, Gubug, dan Tegowanu.
Eko menuturkan, setelah penanganan ini selesai, akan langsung dilakukan rehabilitasi di daerah irigasi dan perbaikan sungai. Rehabilitasi Daerah Irigasi Glapan Timur sebesar Rp 77,6 miliar dan Daerah Irigasi Glapan Barat Rp 38,8 miliar. Sementara pengendalian Sungai Tuntang sebesar Rp 117,75 miliar. Dana bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran APBN Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Tahun Anggaran 2020.
Pada Rabu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta percepatan pengerjaan kerusakan di Bendung Glapan. ”Sesuai prediksi BMKG, puncak musim hujan pada Februari. Ini harus kita selesaikan dalam 2-3 hari. Nanti dilanjutkan langkah permanennya,” ujar Basuki dalam keterangannya.
Ia menambahkan, sejumlah daerah lain di Jateng, seperti Kota Semarang dan Kota Pekalongan, sejauh ini tertangani dengan sistem polder. Banjir sudah berkurang. Pada Rabu sore, Basuki direncanakan mengunjungi Rumah Pompa Sringin, Kota Semarang, tetapi batal.
Sementara itu, banjir di Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Demak, masih berdampak pada lebih dari 2.500 jiwa di daerah tersebut. Sebelumnya, Kamis, 9 Januari, tanggul Sungai Tuntang di desa tersebut, dengan panjang sekitar 13 meter, jebol dan merendam rumah warga.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Demak Suprapto mengatakan, genangan belum surut signifikan. ”Sabtu ini, genangan tertinggi sekitar 60 sentimeter. Penanganan tanggul yang jebol terus dilakukan dengan lima alat berat,” katanya.