Kapal Pengangkut Bahan Bangunan Tenggelam di Belitung
Sebuah kapal pengangkut bahan bangunan, KM EL No 2, yang berlayar dari Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, tenggelam di Perairan Belitung, Sumatera Selatan, Minggu (12/1/2020) dini hari.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BELITUNG, KOMPAS - Sebuah kapal pengangkut bahan bangunan, KM EL No 2, yang berlayar dari Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, tenggelam di Perairan Belitung, Sumatera Selatan, Minggu (12/1/2020) dini hari. Dugaan sementara, kapal tenggelam karena ada kebocoran di bagian depan kapal. Sebanyak 14 kru kapal selamat dan telah dievakuasi.
Komandan Pos SAR Belitung Rahmatullah Hasim mengatakan, kejadian bermula saat kapal berlayar dari pelabuhan Sunda Kelapa pada Sabtu (11/1) malam. Kapal ini mengangkut sejumlah bahan material, seperti semen, besi, dan pasir. Tujuannya adalah Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam jangka waktu satu jam setelah itu, kapal tenggelam.
Namun, di tengah perjalanan, tepatnya sekitar pukul 02.00 WIB, kapal mengalami kebocoran di bagian depan. Hal ini membuat air laut masuk ke kapal dengan cepat.
Kondisi tersebut diperparah dengan terjangan cuaca buruk di perairan dengan ombak mencapai dua meter. “Dalam jangka waktu satu jam setelah itu, kapal tenggelam,” katanya.
Kapal itu kandas di tengah laut dengan menyisakan bagian buritan menyembul di permukaan laut. Untuk menyelamatkan diri, sebanyak 14 awak kapal menaiki sekoci kapal. Sekitar pukul 04.00 WIB, KM Tetap Jaya, kapal kargo pengangkut kontainer yang melintas di dekat lokasi kejadian, segera mengevakuasi para korban.
Adapun bangkai kapal masih tetap kandas di tengah laut, posisinya bergeser sekitar 2 mil dari jalur lintas kapal. Melihat potensi cuaca buruk dalam beberapa bulan ke depan, lanjut Rahmatullah, pihaknya akan menyiagakan personel dan peralatan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Akibat gelombang tinggi, sejumlah nelayan di Bangka Belitung enggan melaut. “Ketinggian gelombang mencapai 3 meter,” kata Sese (61), nelayan di Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Menurut dia, jika nekat melaut, kapal miliknya berukuran 6 gros ton dipastikan akan terombang-ambing, bahkan tenggelam. Kondisi seperti ini biasanya akan terjadi hingga Mei. “Saat itu, kondisi cuaca akan lebih baik dibanding sekarang,” katanya.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkal Pinang Kurniaji mengatakan, hujan lebat dan angin kencang sangat potensial terjadi di Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini disebabkan terbentuknya siklon tropis di beberapa titik.
Selain itu, terjadi konvergensi memanjang dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, hingga Sulawesi Selatan. Belokan angin juga terdapat di Samudera Hindia Barat Sumatera, Selat Karimata, dan Kalimantan Utara.
Akibat fenomena ini, ungkap Kurniaji, masyarakat diharapkan lebih waspada terkait adanya potensi hujan deras dan angin kencang sampai dua hari ke depan. Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai munculnya potensi awan Cumulonimbus yang dapat menyebabkan tinggi gelombang laut bertambah.
Kurniaji menambahkan, gelombang tinggi juga sangat potensial terjadi di perairan Bangka dan Belitung. Ketinggian ombak berkisar 0,25 meter di Selat Bangka hingga 1,5 meter di Selat Karimata dan Selatan Bangka. Adapun pasang air laut antara 1, 77 meter di Tanjung Pandang, Kabupaten Belitung dan 2,64 meter di Sungai Liat, Kabupaten Bangka.