Menteri PUPR Perintahkan Pengerukan Sungai Babakan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memerintahkan agar Sungai Babakan di Kabupaten Brebes, Jateng, segera dikeruk untuk mencegah terulangnya banjir di daerah itu.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS - Pengerukan Sungai Babakan di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah ditargetkan selesai dalam waktu seminggu. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah terulangnya banjir yang melanda sejumlah desa di daerah itu pada Rabu (8/1/2020) lalu.
Dalam kunjungannya ke Brebes, Minggu (12/1), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memerintahkan agar Sungai Babakan segera dikeruk. Basuki menargetkan pengerukan sungai selesai dalam waktu seminggu. Adapun anggaran yang dihabiskan untuk pengerjaan proyek tersebut akan dihitung dan dibayarkan setelah pekerjaan selesai.
Pekerjaan akan dimulai sore ini dan semuanya harus sudah selesai dalam waktu 7-10 hari.
"Kami akan melakukan pengerukan sepanjang 4 kilometer dari Desa Cikeusal hingga muara Sungai Babakan. Pekerjaan akan dimulai sore ini dan semuanya harus sudah selesai dalam waktu 7-10 hari," kata Basuki, Minggu siang.
Basuki mengatakan, tanah hasil kerukan dari Sungai Bababakan akan dipadatkan untuk membuat tanggul sementara. Selama ini, belum ada tanggul permanen di sepanjang aliran sungai tersebut.
Tanggul-tanggul yang selama ini digunakan adalah tanggul yang terbuat dari tumpukan karung berisi pasir atau tanah. Menurut Basuki, pembangunan parapet sebagai solusi permanen pengganti tumpukan karung akan dipertimbangkan.
Selain di Sungai Babakan, Kementerian PUPR juga akan mengecek satu per satu tanggul sungai yang ada di Brebes. Hal itu untuk mengetahui tanggul-tanggul yang perlu diperbaiki dan penanganannya bisa segera dilakukan.
Hujan deras dan jebolnya tanggul sementara di Sungai Babakan menyebabkan banjir dengan ketinggian 50-150 sentimeter di delapan desa di Kecamatan Ketanggungan, Rabu malam. Sedikitnya 2.500 rumah terendam. Dalam kejadian tersebut, ratusan orang mengungsi di tempat kerabatnya dan di kantor Komando Rayon Militer Ketanggungan.
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu pagi, sejumlah warga di Desa Ketanggungan mengadakan kerja bakti pembuatan tanggul di pinggir Sungai Babakan. Sebagian warga memasukkan pasir atau tanah ke dalam karung
Sementara itu, warga lainnya membawa karung berisi pasir atau tanah tersebut ke pinggir Sungai Babakan. Adapun sebagian lagi sibuk menata tumpukan karung berisi pasir atau tanah di pinggiran sungai.
"Kami tidak mau kalau banjir terulang. Usaha yang bisa kami lakukan adalah menambal tanggul yang Rabu malam lalu jebol terbawa air," kata Kepala Desa Ketanggungan Sofani.
Namun, banjir yang terjadi Rabu malam merupakan yang paling parah dalam sepuluh tahun terakhir.
Menurut Sofani, kerja bakti menambal tanggul sudah dilakukan sejak Kamis (9/1). Hingga Minggu siang, warga sudah membuat tanggul sepanjang 75 meter di bantaran sungai.
Sejumlah warga Desa Ketanggungan menuturkan, banjir sudah beberapa kali terjadi di desa tersebut. Namun, banjir yang terjadi Rabu malam merupakan yang paling parah dalam sepuluh tahun terakhir.
Masudi (64), yang sudah tinggal di Desa Ketanggungan selama 35 tahun, mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir Sungai Babakan terus menyempit. Sepuluh tahun lalu, lebar sungai sekitar 15 meter, kini hanya tersisa sekitar 7 meter.
"Setiap musim hujan, ada tanah yang dibawa oleh air yang berasal dari hulu sungai. Tanah itu mengendap kemudian membuat sungai dangkal dan menyempit," tutur Masudi.
Menurut Masudi, pengerukan di Sungai Babakan terakhir kali dilakukan pada tahun 2017. Kala itu, tanah hasil kerukan dibiarkan begitu saja di pinggir sungai. Akibatnya, tanah kerukan longsor dan kembali masuk ke sungai.