Kepala BNPB Doni Monardo mengingatkan jajaran BPBD agar mewaspadai dan tetap siap siaga menghadapi bencana alam dan dampak cuaca ekstrem.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengingatkan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar mewaspadai dan tetap siap siaga menghadapi bencana alam dan dampak cuaca ekstrem. Doni mengimbau BPBD berkoordinasi dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk kelima unsur pentahelix, yakni pemerintah, komunitas atau masyarakat, akademisi, pengusaha, dan kalangan media.
Hal itu disampaikan Doni dalam pengarahannya kepada jajaran BPBD Provinsi Bali dan BPBD kabupaten dan kota di Bali di UPTD Pengendalian Bencana Daerah/Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bali di Denpasar, Senin (13/1/2020). Hadir pula unsur pemangku kepentingan terkait lainnya, di antaranya, perwakilan Pemerintah Provinsi Bali; Kepolisian Daerah Bali; Kodam IX/Udayana; Korem 163/Wira Satya; PMI Provinsi Bali; Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar; dan Kantor SAR Kelas A Denpasar.
Doni menyatakan, keindahan alam Indonesia juga menyimpan ancaman bencana alam, termasuk bencana geologi dan bencana hidrologi. Ancaman bencana tersebut harus dipahami sehingga upaya pencegahannya dapat disiapkan dan upaya mitigasinya diterapkan sehingga dampaknya dapat diminimalkan. “Jikalau terjadi kerugian, maka dampaknya harus sekecil mungkin,” kata Doni di Pusdalops PB BPBD Bali, Senin (13/1/2020).
Sebelum memberi pengarahan, Doni terlebih dahulu meninjau gudang logistik dan peralatan BPBD Bali bersama sejumlah deputi dan kepala di BNPB, di antaranya, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penanganan Darurat Dody Ruswandi. Doni didampingi Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin. Doni memastikan BPBD Bali tetap menjaga kesiapannya, baik dari sisi personel maupun peralatan dan logistik.
Lebih lanjut, Doni mengatakan, Bali dapat menjadi contoh daerah yang memiliki kesiapsiagaan bencana karena Bali merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang sudah menerapkan simulasi bencana secara rutin tiap bulan setiap tanggal 26. “Saya mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali, khususnya BPBD Bali, yang sudah mengambil inisiatif meningkatkan kesiapsiagaan masalah bencana,” ujar Doni.
Ditemui seusai kunjungan Doni di BPBD Bali, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Mohamad Taufik Gunawan mengatakan Bali sudah masuk musim hujan dan puncaknya berlangsung mulai Januari hingga Februari. Dengan kondisi itu, menurut Taufik, kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, seperti hujan lebat dan angin kencang, seharusnya ditingkatkan. “Kesiapsiagaan terhadap dampaknya, misalnya, banjir, banjir bandang, dan pohon tumbang,” kata Taufik di Denpasar, Senin.
Dalam pengarahannya itu, Doni juga mendorong pemerintah daerah di Bali agar lebih mendukung BPBD dan menguatkan kapasitas BPBD di masing-masing daerah di Bali. Menurut Doni, BPBD di Bali juga berperanan dalam menjaga citra Bali sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia. “Hampir semua daerah wisata di Indonesia memiliki potensi dan ancaman bencana alam dan bencana nonalam,” kata Doni. “Oleh karena itu, penting adanya kolaborasi dan koordinasi setiap unsur pentahelix,” ujar Doni menambahkan.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin menyatakan, Bali menjadi daerah percontohan konsep pariwisata aman bencana, yakni menyangkut keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kedamaian. Parameternya adalah kesiapan lembaga, sumber daya manusia, manajemen dan tata kelola, teknologi, dan anggaran serta perlengkapan dan peralatan.
Ahli Tsunami BNPB Abdul Muhari mengatakan, kolaborasi dan koordinasi setiap unsur pentahelix, yakni, pemerintah, komunitas atau masyarakat, akademisi, pengusaha, dan kalangan media, dimulai dan dibangun sejak sebelum bencana. Menurut Abdul, pemahaman atas risiko bencana menjadi kunci dalam membangun kesiapsiagaan bencana, termasuk pula menyiapkan konsep pariwisata aman bencana. Abdul juga menyebutkan Bali memiliki rekaman sejarah bencana gempa bumi dan gelombang Tsunami sehingga ancaman bencana alam itu harus tetap diwaspadai.
Adapun Doni mengatakan, keberadaan Bali sebagai destinasi andalan Indonesia dan lumbung devisa negara melalui industri pariwisatanya harus dilengkapi kesiapsiagaan yang memadai terhadap ancaman bencana alam. Doni menyatakan BPBD Bali harus meningkatkan kapasitasnya, termasuk dengan memasukkan para pakar dan ahli di dalam kelembagaan BPBD Bali.