Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten menurunkan tim satgas bencana untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten. Berbagai bantuan disediakan seperti truk, toilet mobil, dan tenda.
Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
LEBAK, KOMPAS – Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten menurunkan tim satgas bencana untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten. Selain personel, berbagai bantuan disediakan seperti truk, toilet mobil, dan tenda.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Banten Rozali Indra Saputra di Lebak, Selasa (14/1/2020), mengatakan, personel yang dikerahkan sebanyak 15 orang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BPPW Banten juga telah mendirikan posko bencana di Kecamatan Sajira.
Bantuan yang disediakan, yaitu empat mobil tangki berkapasitas masing-masing 4.000 liter, 12 hidran umum berkapasitas masing-masing 2.000 liter, tiga toilet mobil, tiga septik tank ramah lingkungan, tiga tenda peleton, dan satu truk pasir.
Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Ciberang dan Cidurian disertai tanah longsor terjadi di Kabupaten Lebak pada 1 Januari 2020 sekitar pukul 05.00. Bencana itu melanda enam kecamatan, yakni Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Cimarga.
Menurut Kepala Satker Pelaksanaan Balai Prasarana Permukiman Banten Andreas Budi Wiryawan, setidaknya, 10 korban tewas dan satu orang dinyatakan hilang. “Banyak bangunan dan fasilitas umum rusak seperti rumah, sekolah, dan jembatan,” ujarnya.
"Mereka yang pergi dari rumahnya tersebar di delapan pengungsian. Karena itu, kami menyiapkan prasarana dan sarana air bersih untuk para korban."
Jumlah bangunan rusak mencapai 3.015 unit terdiri atas 1.410 rumah rusak berat, 421 rumah rusak ringan, 1.110 rumah terdampak lumpur, 19 sarana pendidikan, 27 kantor pemerintah, dan 28 jembatan. Selain itu, lahan pertanian seluas 489 hektar tak bisa dimanfaatkan.
Sementara, 3.227 keluarga mengungsi. Paling penting, prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi, tersedia selama masa tanggap darurat. “Mereka yang pergi dari rumahnya tersebar di delapan pengungsian. Karena itu, kami menyiapkan prasarana dan sarana air bersih untuk para korban,” ucapnya.
Kementerian PUPR akan memprioritaskan perbaikan bangunan-bangunan yang rusak. Rumah di daerah rawan bencana juga akan didata dan warganya direlokasi. “Sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Perbaikan kemungkinan melibatkan pemerintah daerah,” ujar Andreas.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di sela kunjungan ke Kabupaten Lebak, Selasa (7/1/2020), mengatakan, pihaknya sangat memperhatikan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kementerian PUPR memanfaatkan instalasi pengolahan terdekat maupun mobil untuk menyuplai air bersih.
Basuki berkunjung untuk meninjau prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi yang dipasang BPPW Banten selama sekitar 1,5 jam hingga pukul 10.30. Ia sempat berbincang-bicang dengan Personel Tanggap Bencana BPPW Banten Munzahiri dan pengungsi.