Seorang warga meninggal diduga akibat diare di Desa Anca, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pemerintah daerah memastikan penanganannya berjalan ideal agar dampaknya tak meluas.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
SIGI, KOMPAS — Seorang warga meninggal diduga akibat diare di Desa Anca, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pemerintah daerah memastikan penanganannya berjalan ideal agar dampaknya tak meluas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, warga yang diserang diare berjumlah 113 orang. Selain 1 orang meninggal, 2 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Torabelo, Sigi, dan 6 orang saat ini dirawat inap di Puskesmas Lindu. Sebanyak 105 orang lainnya harus dirawat jalan.
”Untuk korban meninggal, ada kemungkinan penyebabnya bukan hanya diare karena yang bersangkutan berumur 60 tahun,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sigi Roland Frankin di Sigi, dihubungi dari Palu, Sulteng, Selasa (14/1/2020).
Roland menyatakan, penyebab diare belum diketahui pasti. Ada kemungkinan penyakit tersebut bersumber dari makanan yang dikonsumsi warga saat acara pada Sabtu, 11 Januari. Setelah acara itu, warga mulai mendatangi Puskesmas Lindu, Senin.
Untuk mengetahui penyebab pasti, tim dari Dinas Kesehatan Sigi akan mengambil sampel berupa darah pasien dan sisa makanan yang dikonsumsi warga. Sampel tersebut menurut rencana akan diperiksa di Laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Palu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, lanjut Roland, bersiaga di puskesmas untuk seminggu ke depan. Tim yang bersiaga dilengkapi dengan dokter. Obat-obatan yang dipasok ke Lindu mencukupi. Selain penanganan pasien, tim juga mengambil langkah promotif dan preventif agar kejadian tak meluas serta penyadaran masyarakat untuk mencegah hal serupa terjadi.
Wati (32), warga Lindu, menyebutkan, berdasarkan informasi dari tim medis, warga mengalami keracunan makanan. Namun, ia tak mengetahui adanya acara pada Sabtu di Anca. ”Kami berharap ini segera ditangani dengan baik. Saat ini sedang berlangsung pengobatan gratis kepada warga,” katanya.
Lindu berjarak sekitar 40 kilometer dari Sigi atau 60 kilometer dari Palu, ibu kota Sulteng. Warga Lindu hidup di sekitar Danau Lindu yang dikelilingi hutan lebat bagian dari ekosistem Taman Nasional Lore Lindu. Akses ke Lindu sebagian besarnya masih berupa jalan tanah yang rawan longsor.
Daerah Lindu merupakan kawasan epidemi penyakit endemik sistomiasis (demam keong). Penyakit ini disebarkan melalui keong mini yang hidup di daerah lembab. Namun, Roland memastikan diare tersebut tak terkait dengan penyakit tersebut.