Hilir Sungai Buntung Sidoarjo Dipenuhi Sampah dan Eceng Gondok
Bagian hilir Sungai Buntung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (18/1/2020), dipenuhi sampah rumah tangga dan tanaman gulma seperti eceng gondok. Kondisi itu mempercepat pendangkalan sungai serta memicu banjir.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bagian hilir Sungai Buntung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (18/1/2020), dipenuhi sampah rumah tangga dan tanaman gulma seperti eceng gondok. Kondisi itu mempercepat pendangkalan sungai serta memicu banjir. Terlebih, saat curah hujan tinggi seperti belakangan ini.
Bagian hilir Sungai Buntung yang permukaannya tertutup sampah rumah tangga dan eceng gondok tersebar di sejumlah lokasi. Pantauan Kompas, sebaran lokasinya, antara lain, di Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman. Tumpukan sampah terlihat jelas dari Jembatan Ketegan dan dekat pintu air Kanal Pelayaran.
Panjang permukaan sungai yang tertutup sampah dan eceng gondok sekitar 500 meter. Menurut warga setempat, sampah dan eceng gondok tersebut sudah lama menumpuk. Bukan baru terbawa aliran alir saat hujan deras. Sampah menyumbat aliran air yang melintasi Jembatan Ketegan.
”Daerah di sisi kanan dan kiri sungai yang melintasi Kelurahan Ketegan ini tak pernah putus dirundung banjir. Setiap hujan deras, air sungai pasti meluap karena dangkal dan alirannya tidak lancar,” ujar Suyadi (45), salah seorang warga.
Selain di Kecamatan Taman, bagian hilir Sungai Buntung di Kecamatan Waru juga tertutup sampah rumah tangga yang didominasi kantong plastik serta wadah makanan dan minuman. Ada tiga lokasi yang tersumbat, yakni Sungai Sinir, sungai di Gang Pesantren, dan sungai yang melintasi Desa Kedungrejo.
Sampah dan eceng gondok di hilir Sungai Buntung di Desa Kedungrejo terlihat dari Jalan Raya Sidoarjo-Surabaya dan dari atas jembatan layang Waru. Demikian halnya tumpukan sampah di Sungai Sinir dan di Gang Pesantren, terlihat jelas dari jalan nasional.
Muchlison (35), warga yang mengontrak rumah di Desa Kedungrejo, mengatakan, sampah yang mengokupasi permukaan sungai itu bukan tak pernah dibersihkan. Namun, sampah cepat kembali menumpuk karena kiriman dari hulu. Sampah tertahan oleh konstruksi bangunan jembatan yang rendah.
Sampah yang mengokupasi permukaan sungai itu bukan tak pernah dibersihkan. Namun, sampah cepat kembali menumpuk karena kiriman dari hulu. (Muchlison)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, normalisasi Sungai Buntung di Kecamatan Waru telah dilakukan mulai dari Desa Medaeng, Bungurasih, Waru, Kedungrejo, hingga Desa Tambak Sawah dan Tambak Sumur. Namun, pendangkalan sungai cepat terjadi karena banyak sampah terbawa aliran air dari hulu dan menumpuk.
Selain Sungai Buntung, Sungai Magetan atau Mangetan Kanal yang melintasi Kecamatan Gedangan hingga Sedati, juga rawan tertutup sampah rumah tangga dan eceng gondok. Loaksi penumpukan sampah biasanya terjadi di depan Kantor Kecamatan Gedangan dan dekat Stasiun Gedangan hingga Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati.
”Edukasi dan penyadaran masyarakat juga dilakukan melalui pemerintah desa dan para pegiat lingkungan. Harapannya masyarakat memiliki kesadaran penuh tentang tanggung jawab menjaga kebersihan sungai,” ucap Sigit.
Kepala Pelaksana Badan Pusat Penanggulangan Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi untuk membersihkan sampah dan eceng gondok di hilir Sungai Buntung. Selain bertujuan menormalkan sungai, pembersihan yang direncanakan diadakan pekan depan itu, juga diharapkan menambah daya tampung, melancarkan aliran air, dan mencegah banjir.
Kecamatan Waru dan Taman masuk dalam peta rawan bencana banjir. Dalam sejumlah banjir tahun 2018 dan 2019, warga terdampak harus mengungsi karena ketinggian air telah membahayakan keselamatan jiwa. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian secara ekologi, tetapi juga ekonomi.