Program wisata bahari bagi para pelancong dengan kapal pesiar di Pulau Bali masih minim. Padahal, potensinya cukup besar. Pada 2020, tercatat 90 kapal pesiar akan sandar di Pelabuhan Benoa dengan membawa 90.000 orang.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Program wisata bahari bagi para pelancong di Pulau Bali yang menggunakan kapal pesiar masih minim. Padahal, potensi turis asing yang memanfaatkan moda ini sangat besar. Pada 2020, tercatat 90 kapal pesiar akan sandar di Pelabuhan Benoa membawa 90.000 penumpang dan kru.
Pada 2019, PT Pelindo III mencatat kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Benoa sebanyak 75 kapal dengan penumpang sekitar 51.000 orang. Jumlah ini naik dari tahun 2018, sebanyak 67 kapal dengan penumpang sekitar 55.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengatakan, selama ini program-program atau paket wisata, khususnya bahari masih belum siap untuk ditawarkan kepada tamu asing penumpang kapal pesiar. Padahal, potensi turis asing penumpang kapal pesiar sangat banyak. Pada 2020, daftar rencana kapal pesiar sandar di Pelabuhan Benoa sebanyak 90 kapal dengan estimasi 90.000 orang penumpang.
“Dinas sangat melihat peluang besar kedatangan wisatawan asing lewat kapal pesiar ini. Paket wisata pun berpeluang besar untuk ditawarkan. Hanya memang kami belum memiliki paket itu. Semuanya masih disusun dan dirancang, terutama paket wisata bahari,” kata Astawa, di Denpasar, Senin (20/1/2020).
Tahun ini, Dinas Pariwisata Bali menargetkan angka kunjungan wisatawan asing mampu mencapai 7 juta orang. Pintu utama masih melalui bandara Ngurah Rai.
Pada Senin ini, dua kapal pesiar MS Vasco Da Gamma dengan bobot kapal 55.877 gross ton (GT) serta MV Europa dengan bobot kapal 28.890 GT berbendera Bahamas bersandar di Pelabuhan Benoa. Keduanya tercatat membawa sekitar 2.000 orang penumpang beserta kru kapal. Sebelumnya, bulan Januari 2020, tercatat empat kapal pesiar sudah bersandar di pelabuhan ini.
Kepala KSOP Pelindo III Pelabuhan Benoa Agustinus Maun mengatakan, Benoa terus berupaya memperbaiki fasilitasnya. Kapal pesiar yang sandar semakin bertambah dari tahun ke tahun.
“Artinya, mereka (agen kapal pesiar) mulai nyaman dan memasukkan agenda perjalanan ke Bali dengan bersandar di Pelabuhan Benoa. Maka, Pelindo III terus berupaya mempercepat perbaikan fasilitas serta infrastruktur pelabuhan,” katanya.
Fasilitas sandar Pelabuhan Benoa memiliki panjang 340 meter. Ukuran ini mampu memuat kapal pesiar MS Vasco Da Gamma yang memiliki panjang kapal 219 meter dan MS Europa 198 meter.
Seusai sandar, sebagian pelancong kapal pesiar memilih berkeliling Bali dengan menyewa mobil yang ditawarkan agen perjalanan di sekitar ruang kedatangan pelabuhan. Sebagian lagi memilih berjalan-jalan dan berbelanja pernik-pernik atau kerajinan di pasar seni lingkungan Pelabuhan Benoa.
Helen Collaean, wisatawan asal Australia yang menumpang kapal pesiar MS Vasco Da Gamma mengaku sudah beberapa kali ke Bali dengan kapal pesiar maupun jalur udara. Menurut dia, Bali sudah seperti rumah kedua baginya. Ia pun selalu mengajak teman-temannya untuk melancong ke Bali.
Kapal pesiar, menurut Helen, menjadi pilihan karena lebih leluasa selama perjalanan dibandingkan hanya duduk di pesawat udara. Menurut dia, Benoa membaik dan layak untuk disinggahi selain pulau lainnya di Indonesia, seperti Pulau Komodo.
Terkait pengembangan wisata Bali, Astawa mengakui masih banyak hal yang belum tergarap termasuk soal infrastruktur penunjang. “Masih banyak pekerjaan rumah. Belum lagi, daerah lain di luar Bali semakin menarik. Hal ini menjadi tantangan. Terutama bagaimana cara menarik wisatawan agar lebih lama tinggal di Bali,” ujarnya.