Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah pada tahun 2019 sebanyak 623.000. Angka ini merosot dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebanyak 677.000 kunjungan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah pada tahun 2019 sebanyak 623.000. Angka ini merosot dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebanyak 677.000 kunjungan. Ini juga jauh meleset dari target yang ditetapkan sebanyak 1,2 juta kunjungan turis asing.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi, mengatakan, penurunan jumlah wisman diduga akibat beragam dinamika politik dan bencana alam yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sepanjang 2019. Sinung ditemui di sela-sela acara Borobudur Fun Run di Candi Pawon, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/1/2020).
Penurunan jumlah wisman terjadi merata di semua daerah di Indonesia.
Sekalipun sebenarnya tidak ada masalah menonjol terjadi di Jawa Tengah, menurut dia, berbagai hal yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air tersebut berimbas pada Jateng. “Cukup satu kejadian tidak menyenangkan terjadi di suatu wilayah, dan hal itu bisa membuat masyarakat luar negeri memiliki persepsi bahwa semua wilayah Indonesia, termasuk Jawa Tengah, sedang tidak kondusif untuk dikunjungi,” ujarnya.
Sinung mengatakan, pihaknya bisa berkesimpulan demikian karena penurunan jumlah wisman terjadi merata di semua daerah di Indonesia. Adapun persentase penurunan jumlah wisatawan asing secara nasional mencapai sekitar delapan persen.
Menyikapi kondisi tersebut, tahun ini Pemerintah Provinsi Jateng berupaya melakukan perbaikan dan inovasi baru dalam acara-acara wisata dan budaya yang rutin digelar setiap tahun. Untuk acara Borobudur International Arts and Performance Festival, misalnya, Sinung mengatakan, setiap artis dan seniman akan diseleksi melalui serangkaian audisi. Hal itu guna memastikan para penampil benar-benar bisa menampilkan pentas terbaik.
Khusus untuk ajang Borobudur Marathon, menurut dia, Pemprov Jateng juga berupaya melakukan terobosan dengan melakukan promosi langsung ke luar negeri serta melakukan pendekatan ke kota-kota penyelenggara marathon kelas dunia, seperti Tokyo dan Berlin. Tim khusus yang melakukan promosi ini akan dipimpin langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Selain harus mengejar target jumlah kunjungan, Sinung mengatakan, pihaknya pun saat ini juga memiliki target memperlama waktu kunjungan wisman. Dia berharap lama kunjungan wisatawan asing setidaknya bisa mencapai hingga tiga hari dari saat ini rata-rata 2,3 hari.
Penurunan wisatawan asing juga terjadi di obyek wisata Candi Borobudur. General Manager PT Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, jumlah wisman tahun 2019 mencapai 250.151. Jumlah itu merosot drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 300.000-400.000 orang per tahun. Capaian tersebut, menurut dia, adalah capaian jumlah wisatawan asing paling rendah dalam lima tahun terakhir.
Menyikapi kondisi tersebut, Putu mengatakan, tahun ini pihaknya melakukan berbagai perbaikan pelayanan, terutama layanan bagi wisatawan asing. Upaya tersebut antara lain dengan menyiapkan empat mobil listrik yang mengantar turis asing dari loket hingga ke bawah bangunan candi. “Dengan mobil listrik ini, wisatawan asing nantinya tidak perlu repot berjalan kaki,” ujarnya.
Untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi pengunjung, kawasan zona II Candi Borobudur kini juga telah ditetapkan sebagai zona bebas rokok. Guna mendukung hal itu, pengelola menyiapkan tiga tempat khusus untuk merokok (smoking area).