Tersesat 10 Hari, Kakek 87 Tahun Bertahan dengan Air dari Rotan
Seorang kakek berusia 87 tahun tersesat di dalam hutan selama 10 hari di Baubau, Sulawesi Tenggara. Korban ditemukan selamat dengan kondisi lemas setelah bertahan hanya dengan meminum air yang tersimpan dalam rotan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang warga berusia 87 tahun tersesat di dalam hutan selama 10 hari saat berkebun di Baubau, Sulawesi Tenggara. Korban ditemukan selamat dengan kondisi lemas setelah bertahan hanya dengan meminum air yang tersimpan dalam batang tanaman rotan.
La Arimansi (87), warga Desa Wakuli, Kapontori, Kota Baubau, ditemukan dalam kondisi selamat setelah tersesat di hutan selama lebih kurang 10 hari. Korban ditemukan seorang warga di Kelurahan Bataraguru, Wolio, berjarak sekitar 74 kilometer dari kediaman korban.
Kepala Pos SAR Baubau Hasruddin Ere menuturkan, pada Selasa (21/1/2020) siang pihaknya menerima laporan permintaan evakuasi terhadap seorang warga yang berada di dalam hutan. Warga bernama Fiudin (40) takut untuk mengevakuasi sehingga meminta pertolongan ke warga lainnya. Bersama personel Polres Baubau, tim evakuasi segera menuju lokasi yang disebutkan.
”Pertama kali kami tiba, korban dalam kondisi sadar, tetapi sangat lemas. Kami segera memberikan bantuan air minum, lalu mengevakuasi korban turun,” ucap Hasruddin, dihubungi dari Kendari.
Berdasar informasi yang dikumpulkan, tambah Hasruddin, awalnya korban berangkat dari kediamannya di Desa Wakuli, Kapontori, untuk berkebun. Saat berjalan menuju lokasi kebun miliknya, korban mengaku tiba-tiba kehilangan arah dan tersesat di tengah hutan. Selama 10 hari, korban mengaku berusaha untuk mencari jalan keluar dari hutan, tetapi ia tak juga menemukan jalan yang biasa dilalui.
”Dia tidak bilang makan apa selama di hutan, tetapi korban ini hanya minum air dari batang rotan yang ia temukan di hutan. Korban terus bertahan dengan cara tersebut, sampai ia tidak kuat dan hanya berbaring lemas sebelum ditemukan warga yang sedang ke hutan mencari kemiri,” tutur Hasruddin.
Setelah dievakuasi, Hasruddin melanjutkan, korban segera dilarikan ke Puskesmas Liabuku di Kota Baubau. Korban mendapat perawatan sembari menunggu kedatangan keluarganya.
Terkait kejadian ini, Hasruddin mengingatkan agar warga yang ke hutan tetap membuat tanda-tanda agar tidak tersesat. Selain itu, warga yang ingin berkemah di hutan diharapkan terlebih dulu menguasai peta dan mengenal kontur hutan.
Anggota staf Humas SAR Kendari, Wahyudi, menambahkan, sebanyak enam personel SAR dan 10 aparat polisi dari Polres Baubau dikerahkan mengevakuasi kakek tersebut. Evakuasi juga dibantu beberapa warga sekitar yang dengan cepat menolong.
Selain evakuasi di hutan Bataraguru, Wahyudi menyampaikan, proses pencarian lain juga sedang dilakukan personel SAR di perairan Batauga terhadap seorang nelayan yang hilang saat melaut. Akan tetapi, hingga hari kelima pencarian, korban belum berhasil ditemukan.
”Hingga Selasa pukul 17.40, seorang nelayan hilang bernama La Ode Samiun (60) belum berhasil ditemukan. Pencarian yang melibatkan sejumlah unsur lain ini akan dilanjutkan pada Rabu pagi,” ucapnya.
Data SAR Kendari, sepanjang Januari, pihaknya menangani dua kejadian yang semuanya terjadi di Baubau. Selama 2019, total kejadian yang ditangani sebanyak 74 kejadian. Kecelakaan kapal berada di urutan pertama dengan 33 kejadian, sedangkan kejadian yang membahayakan sebanyak 30 kasus. Bencana berada di urutan terakhir sebanyak 11 kejadian.