Dana Nasabah di Kendari Terkuras Lebih dari Rp 500 Juta
Kasus pembobolan kartu ATM atau skimming menimpa ratusan nasabah Bank BNI Kendari, Sulawesi Tenggara. Hingga Rabu (22/1/2020) sore, korban kasus ini mencapai 115 nasabah dengan total dana terkuras lebih dari Rp 500 juta.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Kasus pembobolan kartu ATM atau skimming menimpa ratusan nasabah Bank BNI Kendari, Sulawesi Tenggara. Hingga Rabu (22/1/2020) sore, korban skimming yang merupakan kasus pertama kali di wilayah ini mencapai 115 nasabah, dengan total dana terkuras lebih dari Rp 500 juta.
Kasus pembobolan kartu ATM dengan metode skimming dialami ratusan nasabah Bank BNI Kendari sejak akhir pekan lalu. Nasabah sebelumnya diketahui melakukan transaksi di beberapa gerai ATM BNI di Kota Kendari. Jumlah total pelapor hingga Rabu (22/1/2020) sore sebanyak 115 orang.
Kepala Bidang Pelayanan BNI Cabang Kendari Ikram Amir menjelaskan, pihaknya telah menyelesaiakan pengembalian dana nasabah sebanyak 98 orang secara berkala pada dua hari terakhir. Total dana nasabah yang telah diganti senilai Rp 509 juta.
“Ini kasus pertama yang kami alami di Sultra. Namun, modusnya sejauh ini tidak jauh beda dengan kasus di daerah lain yang melakukan duplikasi ATM. Bisa saja pelaku adalah jaringan yang sama dengan pelaku lain di Indonesia,” kata Ikram.
Ikram menceritakan, pihaknya mengetahui pembobolan rekening nasabah sejak Jumat (17/1/2020) malam. Pantauan sistem, penarikan uang dilakukan di Semarang, Jawa Tengah hingga Filipina. kerugian terbesar nasabah yakni Rp 27 juta.
Metode duplikasi ATM, tambah Ikram, diduga kuat merupakan metode yang digunakan pelaku untuk menarik uang nasabah. Sebab, nomor kartu yang tercetak di sistem berbeda dengan nomor kartu rekening nasabah.
“Tim kami sudah turun dan telah kembali ke Makassar. Kami terus membuka posko jika ada warga yang merasa dana di rekeningnya berkurang. Kami juga mengimbau warga segera melapor dan melakukan pemblokiran jika ada hal yang dirasa janggal saat menarik uang di ATM. Sejauh ini yang kami tangani adalah nasabah dari Bank BNI,” tutur Ikram.
Meski demikian, korban pembobolan ATM bukan hanya nasabah bank negara ini. Suci Maulidya Estiningrum (26), nasabah Bank BCA, mengaku kehilangan uang sebesar Rp 10 juta. Sebelumnya, ia sempat melakukan transaksi penarikan uang di salah satu gerai ATM Bank BNI di wilayah Kendari pada Jumat pekan lalu.
Suci menuturkan, pada Sabtu, saat ingin kembali melakukan transaksi penarikan, ia kaget melihat saldo rekeningnya berkurang. Saat mencetak mutasi rekening, ia melihat ada empat kali transaksi penarikan uang pada Jumat malam sebelumnya.
“Saya melapor ke Bank BNI, tapi harus melapor ke Bank BCA dulu katanya. Saya kembali ke Bank BCA, disuruh menunggu selama satu minggu. Saya bingung juga kalau begini,” tutur ibu rumah tangga ini.
Dedy Prasetyo, Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra menuturkan, pihaknya telah bertemu dengan Perwakilan Bank BNI terkait kejadian yang mengeruk dana nasabah ini. Berdasar pertemuan itu, pihak Bank BNI bersedia mengganti kerugian nasabah sesuai jumlah yang hilang.
“Pihak bank juga sedang melakukan investigasi terkait hal ini. Untuk nasabah bank lain yang menjadi korban, bisa saja terjadi. Karena mereka mungkin kebetulan melakukan transaksi di gerai Bank BNI yang menjadi lokasi pemasangan alat skimming pelaku,” tutur Dedy.
Oleh Karena itu, menurut Dedy, pihaknya mengimbau agar bank mengintensifkan pemantauan dan pengawasan gerai ATM di Sultra. Adapun total gerai ATM di seluruh wilayah ini mencapai 687 gerai.
Pengecekan rutin dan pemasangan kamera pengawas harus terus dilakukan. Hal itu untuk menghindari terjadinya kembali pemasangan alat oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Sejauh ini, tambah Dedy, metode pembobolan rekening nasabah merupakan kasus pertama di Sultra.