Kapal Pengangkut Avtur Kodam Pattimura Dipastikan Tenggelam
Kapal Layar Motor Panji Saputra yang mengangkut avtur milik Komando Daerah Militer XVI/Pattimura beserta enam orang di dalamnya dipastikan tenggelam. Delapan drum avtur dan tas milik salah satu penumpang telah ditemukan.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Kapal Layar Motor Panji Saputra yang mengangkut avtur milik Komando Daerah Militer XVI/Pattimura beserta enam orang di dalamnya dipastikan tenggelam. Tim pencari gabungan telah menemukan delapan drum avtur dan tas berisi pakaian dinas lapangan TNI di perairan sekitar Kota Tual, Maluku.
Kepala Kantor SAR Ambon Muslimin di Ambon, Maluku, Rabu (22/1/2020) malam mengatakan, di dalam tas ditemukan pakaian dinas TNI atas nama Sersan Dua Aswandi Ali. Namun, nasib Aswandi dan lima penumpang lainnya belum diketahui.
Dalam tas tersebut juga ditemukan dompet berisi uang, kartu ATM, KTP, dan STNK mobil milik Aswandi. Titik penemuan barang-barang tersebut di perairan Pulau Tayandu, Kota Tual, bagian tenggara Maluku. Lokasi itu berada di timur laut Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanamibar yang menjadi tujuan perjalanan para korban.
Muslimin mengatakan, tim akan terus melakukan pencarian hingga 24 Januari atau 7 hari sejak operasi perdana dimulai pada 18 Januari. Fokus pencarian di perairan Kota Tual. "Semua kekuatan diarahkan ke sana," ujarnya.
Setelah tujuh hari, akan dilakukan evaluasi. Ada kemungkinan operasi pencarian diperpanjang kembali selama tujuh hari atau diakhiri.
Selain Aswandi, lima penumpang lainnya adalah Prajurit Satu Midun dari Kodam Pattimura serta tiga awak kapal atas nama La Mufik, La Jau, Ongki, dan Muhammad Juniarto. Mereka bertolak dari Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon pada 7 Januari dan diperkirakan tiba paling lambat 11 Januari. Mereka hilang kontak selama berhari-hari dan baru dilaporkan oleh Kodam Pattimura ke SAR Ambon pada 18 Januari.
Kapal berbobot mati 6 gross ton dengan panjang 10 meter dan lebar 2 meter itu mengangkut 25 drum avtur berisi total 5.000 liter. Avtur milik Kodam Pattimura itu dibawa menuju Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar kemudian ke Moa di Kabupaten Maluku Barat Daya. Avtur itu untuk bahan bakar helikopter yang akan digunakan Panglima Kodam Pattimura Mayor Jenderal Marga Taufiq. Taufiq berencana melakukan patroli di perbatasan Maluku.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mery Uktolseja, petugas di Pelabuhan Batu Merah Ambon mengaku, dirinya berulangkali melarang kapal itu berlayar. Larangan itu sejak Aswandi dan kawan-kawannya menaikkan avtur ke dalam kapal. Muatan itu ditambah lagi dengan lima drum solar untuk bahan bakar kapal. "Waktu itu beban kapal sudah melewati batas aman," kata Mery.
Mery terus mengingatkan agar mereka tidak memaksakan diri berlayar. Terlebih, saat itu cuaca buruk melanda dengan ketinggian gelombang di atas 3 meter. Kapal berbahan fiber itu melewati Laut Banda selama empat hari dan dinilai sangat berisiko. "Saya minta berulang kali tapi mereka tetap bersikeras," kata Merry.
Kapal tersebut kemudian berpindah sebentar ke pesisir Desa Poka, yang juga masih berada di Teluk Ambon. Pada 6 Januari, kapal bergeser ke Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, dekat Pelabuhan Batu Merah. Keesokannya harinya, kapal bertolak dari pelabuhan Slamet Riyadi menuju Saumlaki.
Ethly Johannis Alfaris dari bagian Humas Kesyahbadaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon mengatakan, pihak kapal tidak mengajukan surat persetujuan berlayar.
Kepala Penerangan Kodam Pattimura Kolonel (Inf) Jansen Simanjuntak mengatakan, semua prajurit TNI terdekat diperintahkan merapat ke lokasi penemuan. Sebagian lagi menelusuri arah arus dan gelombang.
Saat ini, angin bertiup kencang dari arah barat dan barat daya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, mencatat, kecepatan angin mencapai 20 knot atau 37,04 kilometer per jam dengan tinggi gelombang hingga 2,5 meter.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengatakan, polisi juga mengerahkan kekuatan penuh. Pencarian melibatkan semua unsur TNI di Maluku mulai dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, serta Kantor SAR Ambon, dan Polda Maluku. Pencarian juga menggunakan pesawat dari Komando Armada III TNI AL di Sorong, Papua Barat.