Setelah tidak mencapai target kunjungan wisatawan pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi optimistis dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata hingga 10 persen pada tahun 2020.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Setelah tidak mencapai target kunjungan wisatawan pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, optimistis dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata hingga 10 persen pada tahun 2020. Berbagai destinasi baru dan strategi wisata baru diciptakan untuk membantu pencapaian target.
”Tahun ini kami optimistis kunjungan bisa naik hingga 10 persen. Kami yakin karena tahun ini ada sejumlah destinasi wisata baru dan akses yang semakin terbuka,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M Yanuarto Bramuda di Banyuwangi, Kamis (23/1/2020).
Tahun ini, beberapa destinasi baru yang akan hadir antara lain Banyuwangi Theme Park yang direncanakan dibuka pertengahan tahun dan Tabuhan Resort yang sedang digarap. ”Tahun ini festival juga ditingkatkan dari 99 agenda festival menjadi 123 agenda festival. Tahun ini, Tol Trans-Jawa juga diharapkan bisa tersambung hingga Banyuwangi,” ujarnya.
Pada tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan di Banyuwangi mencapai 5,5 juta. Sebanyak 109.000 di antaranya merupakan wisatawan mancanegara. Ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dari 5 juta di tahun 2018 menjadi 5,5 juta di tahun 2019. Namun, jumlah tersebut masih di bawah target yang ditetapkan semula sebanyak 5,8 juta.
Bramuda mengatakan, kebakaran di Gunung Ijen memberikan dampak yang sangat besar pada tidak tercapainya target kunjungan wisatawan. Kunjungan ke Gunung Ijen memang menjadi salah satu destinasi primadona di Banyuwangi.
Kebakaran di Gunung Ijen memberikan dampak yang sangat besar pada tidak tercapainya target kunjungan wisatawan. (Yanuarto Bramuda)
Pada Oktober 2019, kawasan Pegunungan Ijen dilanda kebakaran hutan dan lahan yang cukup dahsyat. Lahan seluas 971.731 hektar di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi terbakar. Dampaknya, pendakian di Gunung Ijen ditutup selama 18 hari. Sebagian wisatawan yang berlibur ke Banyuwangi memilih menunda, bahkan membatalkan rencana karena pendakian Gunung Ijen ditutup.
”Kami sadar, selama ini kami terlalu bersandar pada Gunung Ijen. Kami perlu strategi khusus untuk meningkatkan pariwisata tanpa terlalu menggantungkan diri pada Ijen. Kami berharap para pengelola wisata juga menyiapkan inovasi dan strategi untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di 2020,” ujarnya.
Salah satu yang telah menyiapkan strategi ialah pengelola Taman Gandrung Terakota dan Jiwa Jawa Resort. Operasional Manager Taman Gandrung Terakota dan Jiwa Jawa Resort Muhammad Mutaqin mengatakan, pihaknya menggelar kegiatan seni budaya dan pameran lukis setiap akhir pekan.
”Untuk sementara Sendratari Kolosal Meras Gandrung kami ganti dengan kegiatan seni budaya dan pameran lukisan. Bila biasanya pertunjukan sendratari rutin diadakan sebulan sekali, kini kami ganti dengan kegiatan seni budaya dan pameran lukis setiap Sabtu dan Minggu,” ujar Mutaqin.
”Kegiatan seni budaya dan pameran lukis akan digelar setiap akhir pekan hingga Juni. Baru pada Juli hingga Desember Sendratari Kolosal Meras Gandrung kami tampilkan sebulan sekali,” ujarnya.
Kegiatan seni budaya dan pameran lukisan yang digelar setiap akhir pekan itu akan menampilkan tema-tema yang berbeda. Kegiatan seni budaya akan diisi pertunjukan (live performance) kesenian Banyuwangi. Dalam kegiatan tersebut, tari gandrung tetap ditampilkan sebagai ikon Banyuwangi dan juga ikon Taman Gandrung Terakota.
Sementara pameran lukis akan digelar dengan tema yang berbeda tiap minggunya. Pertunjukan kesenian tradisional Banyuwangi akan digelar di salah satu pendopo Taman Gandrung Terakota. Sementara pameran lukisan digelar di dua tempat berbeda, yaitu di Taman Gandrung Terakota dan di Galeri Seni Jiwa Jawa Resort.
”Kami juga menyuguhkan bengkel kerja tari tradisional setiap hari. Siswa-siswi Kejuruan Tari SMK Negeri 1 Banyuwangi akan berlatih tari di Taman Gandrung Terakota. Konsepnya, kami menjadikan tempat ini sebagai salah satu sanggar tari. Wistawan yang hadir tidak hanya menonton, tetapi juga bisa ikut berlatih tari di sini,” tutur Mutaqin.
Strategi ini, lanjut Mutaqin, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Taman Gandrung Terakota. Saat ini, kunjungan wisatawan ke Taman Gandrung Terakota rata-rata mencapai 150 orang per hari pada hari kerja dan mencapai 250 pada akhir pekan atau mencapai 500 orang saat musim libur.
”Dengan strategi baru ini, kami berharap wisatawan bisa mencapai 200 orang pada hari kerja dan 300 orang pada akhir pekan. Kami ingin wisatawan tidak hanya ramai berkunjung sebulan sekali saat ada pertunjukan sendratari, tetapi juga ramai pada hari-hari biasa dan di akhir pekan walau tidak ada pertunjukan sendratari,” ujar Mutaqin.