Hari ke-6 Pencarian, Penumpang Kapal Layar Motor Panji Saputra Belum Ditemukan
Tim gabungan SAR, TNI, Polri, dan dibantu masyarakat belum berhasil menemukan 6 penumpang yang tenggelam bersama Kapal Layar Motor Panji Saputra, kapal pengangkut avtur milik Komando Daerah Militer XVI/Pattimura.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Tim gabungan SAR, TNI, Polri, dan dibantu masyarakat belum berhasil menemukan 6 penumpang yang tenggelam bersama Kapal Layar Motor Panji Saputra, kapal pengangkut avtur milik Komando Daerah Militer XVI/Pattimura. Pencarian selama enam hari itu baru menemukan delapan drum avtur dan tas milik seorang korban. Kelanjutan proses pencarian akan diputuskan pada Jumat (24/1/2020).
Kepala Kantor SAR Ambon Muslimin di Ambon, pada Kamis (23/1/2020) malam mengatakan, pengerahan pesawat CN-235 milik TNI Angkatan Laut dari Komando Armada Wilayah III tidak berhasil menemukan target. Pesawat tersebut terbang rendah di perairan sekitar selatan Pulau Seram, Gorom, Watubela, dan Pulau Tayandu. Pesawat sempat berputar beberapa kali hingga kembali ke pangkalan di Sorong, Papua Barat.
Sementara itu, tujuh kapal yang terdiri dari milik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, Polda Maluku, dan beberapa perahu motor milik masyarakat mencari di perairan yang diduga menjadi tempat tenggelamnya kapal tersebut. Luasan areal pencarian mencakup 243 mil laut persegi.
"Hari ini hasilnya nihil, besok dilanjutkan lagi kemudian dievaluasi," kata Muslimin.
Pencarian masih fokus pada lokasi yang sama, yakni perairan Kepulauan Kei. Di sekitar Pulau Tayandu, ditemukan delapan drum avtur yang dipastikan milik Kodam Pattimura yang diangkut oleh kapal naas, Kapal Layar Motor Panji Saputra. Selain itu, ada tas berisi pakaian dinas lapangan TNI AD berlogo Kodam Pattimura dan dompet milik Sersan Dua Aswandi Ali.
Aswandi dan lima orang lain ikut dalam pelayaran itu. Penumpang lainnya adalah Prajurit Satu Midun, teman Aswandi dari Kodam Pattimura, serta empat awak kapal atas nama La Mufik, La Jau, Ongki, dan Muhammad Juniarto. Kapal mengangkut total 25 drum avtur atau setara dengan 5.000 liter. Padahal, kapal itu berukuran hanya 6 gross ton dengan panjang 10 meter dan lebar 2 meter.
Muslimin mengatakan, tantangan untuk pencarian pada hari ke tujuh masih sama, yakni gelombang tinggi. Perahu motor nelayan dan perahu karet tak bisa beroperasi optimal. Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, gelombang tinggi terjadi hampir di seluruh wilayah perairan Maluku.
Johannis S Kakiailatu, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon dalam keterangan tertulis mengatakan, pola angin berhembus dari barat ke timur dengan kecepatan hingga 25 knot atau 46,3 kilometer per jam. Kecepatan angin itu dapat membangkitkan tinggi gelombang hingga 2,50 meter. Tinggi maksimum gelombang bisa mencapai dua kali lipat dari prakiraan.
Tantangan untuk pencarian pada hari ke tujuh masih sama, yakni gelombang tinggi. Perahu motor nelayan dan perahu karet tak bisa beroperasi optimal. (Muslimin)
Evaluasi pencarian
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kapal mengangkut avtur dari Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon pada 7 Januari dan diperkirakan akan tiba di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar paling lambat 11 Januari. Kapal hilang kontak selama berhari-hari dan baru dilaporkan Kodam Pattimura ke SAR Ambon pada 18 Januari.
Mery Uktolseja, petugas di pelabuhan sempat melarang kapal itu berlayar. Muatan dianggap melebihi kapasitas kapal. Terlebih lagi, saat itu cuaca buruk dengan ketinggian gelombang di atas 3 meter. Kapal berbahan fiber itu melewati Laut Banda selama empat hari lamanya. Pelayaran itu dianggap sangat berisiko. Ethly Johannis Alfaris dari bagian Humas Kesyahbadaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon mengatakan, pihak kapal tidak mengajukan surat persetujuan berlayar.
Kepala Penerangan Kodam Pattimura Kolonel Jansen Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah menyerahkan koordinasi pencarian kepada pihak SAR Ambon. Terkait kelanjutan proses pencarian, hal itu tergantung pada hasil evaluasi bersama. Sejauh ini, tidak ada kendala berarti baik pada armada maupun personil Kodam yang melakukan pencarian di lapangan.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat juga mengatakan, belum menarik dua kapal yang diperbantukan dalam pencarian tersebut. "Kami masih tetap siaga. Masalah perbekalan dan bahan bakar disiapkan untuk operasi selama tujuh hari. Kalau diperpanjang, kami akan kirim tambahan logistik ke kapal," katanya.