Upaya mencegah penyebaran virus korona jenis baru di Jawa Timur terus digiatkan menyusul ditemukannya sejumlah orang di Bali dan Jakarta yang diduga terinfeksi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Upaya mencegah penyebaran virus korona jenis baru di Jawa Timur terus digiatkan menyusul ditemukannya sejumlah orang di Bali dan Jakarta yang diduga terinfeksi. Salah satunya adalah dengan memantau secara intensif kondisi kesehatan masyarakat atau orang yang baru tiba dari negara terinfeksi virus tersebut.
Penapisan suhu tubuh penumpang pesawat rute internasional yang tiba di Bandar Udara Juanda harus diikuti dengan pemantauan intensif selama beberapa hari. Hal itu untuk mengantisipasi masa inkubasi virus yang berlangsung hingga 14 hari.
”Bisa saja saat tiba di bandara suhu tubuhnya masih normal sehingga tidak terdeteksi oleh alat pemindai suhu tubuh. Baru setelah di rumah mengalami gejala terinfeksi virus seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau kesiapsiagaan menghadapi virus korona di Bandara Juanda, Surabaya, Jumat (24/1/2020).
Mengantisipasi masa inkubasi virus tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya mengoptimalkan upaya pemantauan kesehatan melalui kartu kuning (health alert card). Kartu ini berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan, baik bagi petugas maupun masyarakat yang baru tiba dari negara terinfeksi virus korona jenis baru.
Bisa saja saat tiba di bandara suhu tubuhnya masih normal sehingga tidak terdeteksi oleh alat pemindai suhu tubuh. Baru setelah di rumah mengalami gejala terinfeksi virus seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.
Bagi petugas kesehatan, kartu kuning tersebut merupakan sarana pendataan, sedangkan bagi masyarakat, fungsinya sebagai sarana untuk mengingatkan agar mereka segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala seperti terinfeksi virus. Kartu itu juga bisa untuk melapor ke fasilitas kesehatan terdekat tempat mereka memeriksakan diri.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya M Budi Hidayat mengatakan, pihaknya telah memasang alat pemindai suhu tubuh di empat lokasi pintu masuk negara di Jatim, yakni satu alat di terminal kedatangan internasional dan terminal kedatangan umrah. Selain itu, satu alat dipasang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Probolinggo.
”Alat pemindai suhu tubuh (body thermal scan) berfungsi mendeteksi penumpang yang suhu tubuhnya tinggi karena merupakan salah satu gejala infeksi virus korona. Penumpang yang terdeteksi akan diperiksa kesehatannya lebih lanjut,” kata Budi Hidayat.
Pemerintah Provinsi Jatim telah menerima surat edaran dari Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Isinya berupa imbauan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus penyebab penyakit radang paru atau pneumonia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Herlin Ferliana mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti surat edaran Kementerian Kesehatan dengan meminta seluruh dinas kesehatan di daerah hingga puskesmas agar meningkatkan kewaspadaan terhadap virus korona.
Mereka harus memantau masyarakat yang sakit dengan gejala demam, batuk, pilek, dan sesak napas, terutama warga yang memiliki riwayat bepergian dari negara terinfeksi virus.
Belum ada laporan
”Hingga saat ini belum ada laporan masyarakat Jatim, baik wisatawan maupun tenaga kerja Indonesia, yang memiliki riwayat bepergian dari China terinfeksi virus korona,” ucap Herlin.
Ia menambahkan, Pemprov Jatim telah menyiapkan rumah sakit rujukan untuk penanganan orang yang diduga terinfeksi virus korona jenis baru. Ada tiga rumah sakit rujukan di wilayah Jatim, yakni RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUD dr Saiful Anwar Malang, dan RSUD Soedhono Madiun. Rumah sakit rujukan itu telah dilengkapi dengan fasilitas ruang isolasi.
Ketiga rumah sakit rujukan tersebut juga didukung sumber daya manusia yang memadai untuk penanganan infeksi virus korona. Para petugas medis telah memiliki pengetahuan dan keterampilan standar sesuai yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menangani pasien yang terinfeksi virus korona.
Penyebaran virus korona jenis baru meluas hingga memasuki kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Thailand. Kewaspadaan terhadap penularan virus mesti ditingkatkan karena di Indonesia telah ada sejumlah pasien yang diduga terinfeksi virus tersebut, yakni di Jakarta dan Bali.