Luapan Sungai Jadi Penyebab Banjir di Pantura Barat Jateng
Hujan lebat yang mengguyur wilayah pantai utara barat Jateng sejak Sabtu (25/1/2020) membuat beberapa sungai meluap. Luapan air sungai menyebabkan ratusan rumah warga di sejumlah daerah terendam banjir.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Hujan lebat yang mengguyur wilayah pantai utara barat Jateng sejak Sabtu (25/1/2020) membuat beberapa sungai meluap. Luapan air sungai menyebabkan ratusan rumah warga di sejumlah daerah terendam banjir.
Di Kota Tegal, luapan Sungai Kemiri dan Sungai Ketiwon menyebabkan ratusan rumah di Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, terendam. Ketinggian air bekisar 60 sentimeter-1 meter. Akibatnya, sekitar 100 orang mulai mengungsi pada Minggu (26/1/2020) dini hari.
Sebagian wilayah Sumurpanggang merupakan daerah langganan banjir. Selama 2020, banjir tercatat sudah tiga kali merendam permukiman warga. Banjir sebelumnya terjadi pada 1 dan 8 Januari. Banjir Sabtu malam-Minggu siang dinilai merupakan yang terparah.
Saya pulang dari pengungsian sekitar pukul 14.00. Rencananya mau bersih-bersih rumah.
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu petang, banjir sudah mulai surut. Namun, di beberapa lokasi, masih ada genangan setinggi 20 sentimeter. Sebagian pengungsi juga sudah mulai meninggalkan posko pengungsian di Pendopo Kecamatan Sumurpanggang dan kembali ke rumahnya masing-masing.
”Saya pulang dari pengungsian sekitar pukul 14.00. Rencananya mau bersih-bersih rumah,” kata Rosita (55), Minggu petang.
Rosita mengatakan, ia dan keluarganya mulai berangkat mengungsi pada Minggu pukul 01.00. Kala itu ketinggian air di dalam rumahnya sekitar 50 sentimeter.
Warga lain, Sofy (26), juga sudah meninggalkan pengungsian sejak pukul 15.00. Sofy memilih mengungsi ke rumah orangtuanya yang berlokasi di daerah yang lebih tinggi. Ketinggian air di dalam rumah Sofy pada Minggu petang sekitar 15 sentimeter.
”Mungkin besok atau lusa saat air sudah benar-benar surut saya baru akan kembali ke rumah. Kalau mau memaksakan kembali ke rumah kasihan bayi saya,” ujar Sofy.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal Andri Yudi Setiawan mengimbau masyarakat tetap waspada. Sebab, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur Kota Tegal hingga Selasa mendatang.
”Kalau sekiranya perlu mengungsi, silakan mengungsi di tempat pengungsian yang sudah kami sediakan. Bahan-bahan makanan yang kami siapkan kemungkian juga cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi hingga tiga hari ke depan,” tutur Yudi.
Di Kabupaten Tegal, lupan sungai di beberapa kecamatan juga memicu terjadinya banjir. Banjir akibat luapan sungai setidaknya melanda 10 desa di Kabupaten Tegal. Sebanyak 10 desa yang terendam banjir antara lain Desa Tembok Banjaran, Desa Tembok Lor, Desa Penarukan, dan Desa Kaliwadas di Kecamatan Adiwerna serta Desa Slawi Wetan dan Desa Slawi Kulon di Kecamatan Slawi.
Selain itu, Desa Yamansari dan Desa Kesuben di Kecamatan Lebaksiu serta Desa Jatimulya dan Desa Sidaharja di Kecamatan Suradadi. Ketinggian air berkisar 30-150 sentimeter. Hingga Minggu pukul 09.00, Desa Jatimulya dan Desa Sidaharja masih terendam air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter.
Minggu pagi, ratusan warga yang mengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal menyalurkan beberapa bantuan, seperti nasi bungkus, sembako, dan air mineral bagi warga terdampak banjir. PMI Juga membantu masyarakat membersihkan rumah-rumah yang terendam banjir.
Di Kabupaten Batang, lupan Sungai Sambong menyebabkan sejumlah permukiman di Desa Klidang Lor dan Kelurahan Karangasem Utara di Kecamatan Batang terendam. Jalur pantura Batang di Kecamatan Tulis terutama di jalur Semarang-Jakarta juga sempat ditutup, Sabtu malam. Arus lalu lintas di daerah tersebut tersendat karena ketinggian air mencapai 30-50 sentimeter.
”Saya berharap Pemerintah Provinsi Jateng segera menindaklanjuti permintaan kami untuk menormalisasi sungai-sungai yang dangkal. Saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai,” kata Bupati Batang Wihaji.
Terhambat
Hingga Minggu petang, banjir dengan ketinggian 30-60 sentimeter juga masih merendam permukiman dan lahan pertanian di Desa Kebangkerep, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Akses jalan di lima dusun yang ada di Desa Kebangkerep lumpuh dan membuat aktivitas masyarakat terhambat. Lima dusun tersebut adalah Dusun Banjardowo Utara, Dusun Banjardowo Selatan, Dusun Banjardowo Selatan, Dusun Karangtengah, dan Dusun Banjar Turi.
”Desa Kebangkerep memang langganan banjir karena kontur tanahnya memang rendah. Hal itu bertambah parah karena debit air Sungai Sragi meluap pada saat hujan lebat, Sabtu malam,” kata Kepala Dusun Karangtengah Suswilarto saat dihubungi dari Kota Tegal, Minggu malam.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, banjir dengan ketinggian 30-50 sentimeter dilaporkan masih merendam beberapa daerah di Kecamatan Pekalongan Utara, Minggu malam. Kepala BPBD Kota Pekalongan Saminta mengatakan, pihaknya akan terus memantau titik-titik rawan dan menyiapkan armada yang dibutuhkan untuk keperluan evakuasi warga.