Rumah sakit Umum Daerah Gunung Jati di Kota Cirebon, Jawa Barat, mewaspadai penyebaran virus korona. Selain menyiapkan ruangan isolasi, pihak rumah sakit juga membentuk tim khusus penanganannya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS - Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati di Kota Cirebon, Jawa Barat, mewaspadai penyebaran virus korona (novel coronavirus/2019-nCoV). Selain menyiapkan ruangan isolasi, pihak rumah sakit juga membentuk tim khusus penanganan bagi warga terinfeksi virus korona jenis baru tersebut.
Direktur Utama RSUD Gunung Jati Ismail Jamaludin mengatakan, sejak dua pekan lalu, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi penyebaran virus korona. Apalagi, rumah sakit yang menangani pasien di wilayah Jabar bagian timur ini merupakan salah satu dari 100 RS rujukan penanganan korona.
Persiapan itu antara lain ruangan isolasi berisi enam tempat tidur, termasuk dua ranjang untuk perawatan intensif. Senin (27/1/2020) siang, pihak rumah sakit beserta sejumlah anggota DPRD Kota Cirebon mengecek ruangan yang sebelumnya pernah digunakan menangani pasien flu burung dan difteri tersebut. Ruangan itu masih kosong.
"Berdasarkan prosedur yang ditetapkan, pasien yang diduga terkena virus korona punya jalur khusus menuju ruangan isolasi. Jadi, tidak lewat instalasi gawat darurat. Sampai saat ini, belum ada informasi terkait dugaan virus korona di Cirebon dan sekitarnya," ungkapnya.
Pihaknya juga membentuk tim khusus penanganan virus yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, tersebut. "Tim ini berisi 25 orang yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, paru-paru, anestesis, hingga perawat. Kami sudah siap, termasuk 60 set alat pelindung diri untuk tim," kata Ismail.
Karyawan RS juga diharuskan menggunakan masker dan terus mencuci tangan. Sejumlah peralatan untuk mendeteksi gejala virus korona telah disiapkan, seperti pendeteksi suhu tubuh. Seperti diketahui, gejala virus itu antara lain demam tinggi sekitar 38 derajat Celcius, batuk, bersin, dan sesak napas.
Hingga Minggu malam, ada 2.019 kasus infeksi virus korona baru dan 56 pasien meninggal. Di sejumlah kota di China diterapkan pembatasan perjalanan. Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang menjadi sumber wabah, diisolasi. Virus diduga berasal dari satwa liar meski belum ada kepastian hewan apa. (Kompas, 27/1/2020).
Tim ini berisi 25 orang yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, paru-paru, anestesis, hingga perawat. Kami sudah siap, termasuk 60 set alat pelindung diri untuk tim
Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jabar Dodi H Tjondro mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan otoritas karantina pelabuhan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona. "Kalau ada informasi dari instansi terkait seperti rekomendasi warga negara asing diduga terinfeksi korona, kami tidak akan masukkan WNA itu ke Jabar," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya belum menerima informasi terkait WNA yang diduga terjangkit virus korona yang akan masuk ke Jabar. Pintu masuk WNA ke Jabar antara lain di Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Internasional Jabar Kertajati (Majalengka), serta tempat pemeriksaan imigrasi di Cirebon dan Indramayu.