Wisatawan asal Kunming, China, yang sedang berpesiar di Sumatera Barat akan segera dipulangkan. Ini respons atas timbulnya keresahan masyarakat yang khawatir atas penyebaran virus korona baru.
Oleh
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Wisatawan asal Kunming, China, yang sedang berpesiar di Sumatera Barat akan segera dipulangkan. Ini respons atas timbulnya keresahan masyarakat yang khawatir atas penyebaran virus korona baru. Biro perjalanan wisata terkait sedang mengurus proses pemulangan.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Novrial di Padang, Senin (27/1/2020), mengatakan telah berkoordinasi dengan biro perjalanan wisata yang memfasilitasi turis Kunming ke Sumbar. Pemprov meminta agar kunjungan wisatawan itu di Sumbar dipersingkat.
”Mereka (biro) memahami reaksi masyarakat. Mereka sepakat dan berjanji mempersingkat masa kunjungan di Sumbar,” kata Novrial dalam audiensi dengan Forum Masyarakat Minang, salah satu kelompok masyarakat yang menolak kedatangan wisatawan China, di DPRD Sumbar.
Kunjungan wisatawan yang direncanakan selama 26-30 Januari 2020 itu merupakan kerja sama antara Coco’s Tour Indonesia dan Marawa Tour & Travel (biro di Sumbar). Kunjungan perdana wisatawan Kunming ke Sumbar itu diikuti 150 orang menggunakan pesawat carter maskapai Citilink.
Novrial menjelaskan, pihak biro meminta waktu kepada Pemprov untuk mengurus visa turis yang harus dikoreksi. Selain itu, biro juga butuh membeli tiket baru untuk kepulangan wisatawan ke negara asal mereka.
”Mereka (biro) butuh waktu dan berjanji kepada kami untuk mengusahakan itu (mempersingkat masa kunjungan). Hasilnya segera disampaikan kepada kami,” ujarnya.
Manajer Marawa Tour & Travel Darmawi membenarkan adanya upaya pemulangan wisatawan Kunming itu. Namun, karena penerbangan wisatawan menggunakan pesawat carter, dibutuhkan proses dan koordinasi lebih lanjut, baik dengan maskapai maupun pihak imigrasi.
”Yang pasti, penerbangan (rombongan) kedua untuk tanggal 31 Januari sudah kami batalkan. Kami sangat memahami kondisi ini dan berusaha untuk yang terbaik,” kata Darmawi.
Penolakan
Kunjungan wisatawan asal China ke lima kabupaten/kota di Sumbar menuai reaksi negatif dari masyarakat. Mereka menolak kedatangan wisata asal China karena di negara itu sedang terjadi wabah korona baru. Masyarakat takut wisatawan membawa virus korona.
Penolakan itu disampaikan melalui media sosial ataupun secara langsung dengan demonstrasi dan audiensi. Di Twitter, Minggu (26/1/2020), #TolakSementaraTurisChina sempat menjadi topik hangat.
Kata Novrial, wisatawan Kunming yang sedang di Bukittinggi, Minggu (26/1/2020), tidak bisa keluar hotel karena didemo warga. Kunjungan wisata ke sejumlah lokasi di Tanah Datar, Senin (27/1/2020), juga dibatalkan karena ditolak warga. Sekarang, wisatawan sedang dalam perjalanan kembali ke Padang.
Senin (27/1/2020) siang, belasan anggota Forum Masyarakat Minang meminta audiensi di DPRD Sumbar. Mereka menyayangkan sikap pemerintah daerah yang tetap menerima kedatangan wisatawan China di tengah merebaknya virus korona baru. Kelompok itu meminta wisatawan segera dipulangkan.
Juru Bicara Forum Masyarakat Minang Jel Fathullah menyampaikan tujuh tuntutan. Intinya, wisatawan China tersebut harus dipulangkan dalam waktu 2 x 24 jam sejak kedatangan, kunjungan berikutnya dibatalkan, dan tidak menerima kedatangan wisatawan China hingga WHO menyatakan aman.
Wisatawan China tersebut harus dipulangkan dalam waktu 2 x 24 jam sejak kedatangan, kunjungan berikutnya dibatalkan, dan tidak menerima kedatangan wisatawan China hingga WHO menyatakan aman.
Mereka turut menolak semua impor makanan dalam bentuk apa pun dari China. Kelompok itu juga kecewa terhadap gubernur dan bupati/wali kota yang menerima wisatawan China dan meminta DPRD menegurnya.
”Kami juga meminta agar perizinan Coco’s Tour PT Arkian Intrawisata ditinjau ulang dan tidak beroperasi di Sumbar karena mengabaikan kesehatan serta keselamatan warga Sumbar,” kata Jel.
Terkait Pemprov dan biro yang tidak bisa menjamin kepulangan wisatawan Kunming selama 2 x 24 jam, Jel meminta agar wisatawan diisolasi. Wisatawan diminta tidak lagi berkunjung ke obyek wisata sampai proses pemulangan rampung.
Pengawasan ketat
Sebelumnya, perwakilan Coco’s Tour Indonesia, Erwin Xandra, Minggu (26/1/2020), mengatakan, pihaknya menerapkan pengawasan ketat terhadap kesehatan wisatawan Kunming.
Sebelum naik pesawat, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kunming melakukan pemantauan suhu tubuh dan tidak ada yang dicurigai. Di dalam pesawat, wisatawan diperiksa secara manual. Sementara itu, di Bandara Internasional Minangkabau, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang juga melakukan pemantauan.
Selain itu, kata Erwin, selama rekreasi, wisatawan juga diberikan kartu kewaspadaan. Dengan kartu itu, wisatawan mendapatkan prioritas pelayanan dari rumah sakit terdekat jika mengalami gejala demam. Setiap akan melakukan perjalanan, wisatawan juga dicek suhu tubuhnya untuk memastikan mereka sehat.
”Dinas kesehatan setempat juga menempatkan petugas di lokasi wisata yang dikunjungi,” ujarnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang Jalil Alfani, Minggu (26/1/2020), mengatakan, 155 penumpang pesawat yang tertera di manifes dipastikan tidak terindikasi terjangkit virus korona. Hasil pemindaian suhu tubuh, tidak ada yang mencapai 38 derajat celsius atau lebih.
”Rata-rata yang terpantau suhu tubuhnya 33-34 derajat celsius,” kata Jalil. Suhu tubuh di atas normal atau demam tinggi merupakan salah satu gejala seseorang dicurigai terjangkit korona manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday mengatakan, dinas provinsi sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di kabupaten/kota yang dilewati wisatawan China itu. Wisatawan direncanakan berkunjung ke Padang, Pariaman (kota), Bukittinggi, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan.
”Kalau mereka butuh pertolongan, misalnya demam, bisa segera menghubungi (dinas) dan di-screening oleh rumah sakit. Jika memang punya potensi (terjangkit virus korona manusia) dan butuh observasi dengan alat lebih canggih, bisa dirujuk ke RSUP Dr M Djamil, Padang,” kata Merry.