Asosiasi perusahaan perjalanan wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) mencatat sekitar 3.400 warga China batal wisata ke Bali.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS - Asosiasi perusahaan perjalanan wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) mencatat sekitar 3.400 warga China batal wisata ke Bali. Hal ini terkait wabah virus korona dari Wuhan. Angka pembatalan kedatangan warga China ini bisa bertambah.
Pembatalan kunjungan wisata ini bagian dari kebijakan China melarang warganya berpergian ke luar negeri. Karenanya, Pemerintah Provinsi Bali meminta kepada hotel dan restoran memberlakukan biaya pembatalan terhadap agen-agen perjalanan wisata atas tertundanya kedatangan wisata dari China ini.
Ketua ASITA Provinsi Bali I Ketut Ardana mengatakan wabah corona ini hal yang tak terduga, bersamaan dengan kebiasaan hari-hari warga China melancong.
"Ribuan orang China yang batal ke Bali itu baru catatan dari 14 agen perjalanan wisata dari 80 agen anggota Asita Bali saat ini. Kemungkinan besar jumlah itu bisa bertambah untuk pendataan hingga bulan Februari 2020 mendatang," jelasnya di Denpasar, Senin (28/1/2020).
Ia bersama para anggota lega dengan kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster yang meminta hotel dan restoran tidak memberlakukan biaya pebatalan kedatangan wisatawan China tersebut. Bagi Asita, hal ini membantu.
Ribuan orang China yang batal ke Bali itu baru catatan dari 14 agen perjalanan wisata dari 80 agen anggota Asita Bali saat ini. Kemungkinan besar jumlah itu bisa bertambah untuk pendataan hingga bulan Februari 2020 mendatang (I Ketut Ardana)
"Bagaimana pun hal ini tidak direncanakan dan diluar dugaan. Demi keselamatan bersama sudah semestinya semua pihak menyikapi bijaksana," kata Ardana.
Tiket tidak hangus
Ardana menambahkan tiket para calon pelancong China yang batal ke Bali tidak hangus. Hal ini sebagai bentuk empati Pemerintah Provinsi Bali bersama lembaga dan pelaku pariwisata di Bali atas wabah ini.
Mengenai kerugian, ia belum mampu memberikan angka riil. Wisatawan China di Bali disepanjang tahun 2019 menduduki peringkat kedua setelah Australia melalui pintu Bandara Internasional Ngurah Rai sebanyak 1.196.497 orang.
Pemerintah Provinsi Bali, pada Senin ini juga memutuskan menunda gelaran Bali Kintamani Festival yang harusnya pada 8 Februari mendatang. Penundaan ini belum memutuskan sampai kapan karena tetap bergantung pada kondisi serta situasi.
Surat pembatalan ini ditandatangani oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana. Selain penundaan festival, surat tersebut berisi empat poin. Keempat poin itu penundaan festival, tidak berlaku biaya pembatalan dari akomodasi, tiket perjalanan tidak hangus dan memperkuat koordinasi antar lembaga menyikapi virus korona.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan masih memantau pergerakan wabah corona ini. "Belum ada rencana peringatan atau pelarangan warga China ke Bali. Tunggu perkembangan dan saat ini belum perlu pernyataan itu," kata Astawa.
Sementara Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung masih menerima penumpang dari China, selain Wuhan. Penerbangan Bali-Wuhan sebanyak delapan kali penerbangan selama sepekan sudah distop dengan waktu tidak terbatas.