Festival Film Purwakarta kembali digelar sebagai ajang mengenalkan destinasi wisata lokal dan meningkatkan kreativitas remaja. Pengenalan suatu tempat melalui film dinilai mampu menarik kunjungan wisatawan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Festival Film Purwakarta kembali digelar sebagai ajang mengenalkan destinasi wisata lokal dan meningkatkan kreativitas remaja. Pengenalan suatu tempat melalui film dinilai mampu menarik kunjungan wisatawan.
Festival Film Purwakarta diselenggarakan untuk kedua kalinya oleh Komunitas Pena dan Lensa Purwakarta serta Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada 24 Januari 2020-7 Maret 2020. Ajang festival yang mengambil tema ”Lampaui Dimensi Kedua” ini akan diikuti hingga 50 judul film.
Pendiri Komunitas Pena dan Lensa Purwakarta, Hadi Ibnu Sabilillah, Selasa (28/1/2020), mengatakan, dimensi kedua dianalogikan sebagai dunia kreativitas, inspirasi, fiksi, dan kesenian. Sementara dimensi pertama adalah dimensi yang dilakukan dalam kehidupan nyata. Tema ini mengajak anak muda untuk berkarya dan memaksimalkan kreativitasnya dalam sebuah film yang sarat makna.
Menurut Hadi, rangkaian acara akan dimulai dengan diskusi perkembangan film di Purwakarta, pendaftaran peserta, pelatihan film, pemutaran film, penulisan skenario, dan penyutradaraan. Pada bulan Maret, peserta diajak untuk berkeliling menjelajahi wisata Purwakarta agar mendapatkan inspirasi lokasi menarik.
Menurut Hadi, film adalah media yang tidak dapat dipisahkan dengan tempat wisata. Pengangkatan suatu tempat dalam latar film dapat menjadikan lokasi itu sebagai wisata baru dan meningkatkan jumlah wisatawan. Ia mencontohkan, wisata pantai dan sekolah di Belitung menjadi kian terkenal karena menjadi latar dalam film Laskar Pelangi.
”Ada banyak tempat dan kebudayaan yang sangat menarik di Purwakarta. Tak sedikit sutradara, produser, atau production house yang melirik lokasi di Purwakarta untuk dijadikan latar film," ucap Hadi.
Pemilihan lokasi dalam sebuah film atau video lagu juga dapat menarik kunjungan wisata. Pada November 2018, misalnya, akun Youtube penyanyi Hanin Dhiya mengunggah video lagu berjudul ”Bukan Untukku”. Video berdurasi sekitar delapan menit itu mengambil sejumlah lokasi di Purwakarta sebagai latar.
Lokasi itu mulai dari sentra gerabah dan keramik di Plered, menaiki kapal sambil menikmati senja di Danau Jatiluhur, hingga keindahan Air Mancur Sri Baduga. Jika diperhatikan pada kolom komentar, sejumlah penonton mengomentari keindahan lokasi yang ditampilkan dan tertarik berwisata atau sekadar berswafoto di tempat-tempat tersebut.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Promosi dan Pengembangan Wisata Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta Acep Yuli M mengatakan, festival film ini diharapkan menjadi ajang promosi wisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan di Purwakarta. Jumlah kunjungan wisatawan ke Purwakarta belum mencapai target yang ditetapkan pada 2019.
Angka kunjungan wisatawan pada 2019 mencapai 2,8 juta orang. Meski lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu sekitar 2,3 juta wisatawan, jumlahnya di bawah target tahun 2019 sebanyak 4 juta wisatawan. Kondisi cuaca yang tak menentu dinilai berdampak pada jumlah wisatawan.
Adapun upaya meningkatkan kunjungan yang dilakukan sejauh ini adalah memasang iklan berupa video promosi destinasi wisata pada sejumlah bioskop di Bandung, Surabaya, dan Solo. Selain itu, pihaknya juga bakal meningkatkan daya tarik obyek wisata dan menambah destinasi baru, yakni Taman Air Mancur Welas Asih di Tajug Gede Cilodong dan diorama sejarah gerabah Plered di Galeri Menong 2. Kecamatan Plered di Kabupaten Purwakarta memiliki sejarah panjang mengembangkan keramik.