Masyarakat diminta tidak paranoid dalam menyikapi wabah virus korona baru yang tengah terjadi di China. Ketakutan berlebihan justru akan menghambat aktivitas serta merugikan masyarakat dan negara, termasuk sektor wisata.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Masyarakat diminta tidak paranoid dalam menyikapi wabah virus korona baru yang tengah terjadi di China. Ketakutan berlebihan dinilai justru akan menghambat aktivitas dan merugikan masyarakat dan negara, salah satunya sektor pariwisata.
Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kementerian Kesehatan Roby Pattiselanno menyampaikan hal itu dalam kunjungannya ke Sumatera Barat, Selasa (28/1/2020). Kedatangan Roby untuk memastikan kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dan RSUP Dr M Djamil, Padang, dalam mengantisipasi penyebaran virus korona baru.
”Kemarin ada isu wisatawan dari China datang ditolak. Kalau terus-menerus seperti itu, kasihan masyarakat di daerah obyek wisata. Mereka tentu mencari nafkah dari sana. Kalau ditutup tanpa ada satu konfirmasi yang baik bahwa ini (wisatawan) ada masalah, ini akan merugikan,” kata Roby di RSUP Dr M Djamil, Padang.
Sebelumnya, kunjungan 150 wisatawan asal Kunming, China, ke Sumbar mendapat penolakan dari sebagian warga karena khawatir bisa menyebarkan virus korona baru. Wisatawan itu hendak berkunjung ke lima kabupaten/kota di Sumbar selama 26-30 Januari 2020. Sebagian agenda terpaksa dibatalkan dan wisatawan diminta segera dipulangkan.
Roby melanjutkan, semua penerbangan dari China, termasuk Kunming, menerapkan pemindaian yang sangat ketat terhadap calon penumpang. Penumpang dari Kunming ke Padang sudah melalui lima tahap pemeriksaan untuk memastikan calon penumpang tidak membawa bibit penyakit, khususnya virus korona baru. ”Mereka gunakan on going passenger surveillance. Itu ketat sekali,” kata Roby.
Di samping itu, kata Roby, Kementerian Kesehatan terus memonitor dan mendeteksi kondisi para penumpang dari luar negeri, tidak hanya China. Ia meyakinkan masyarakat bahwa kantor kesehatan pelabuhan dan rumah sakit di daerah-daerah yang menjadi pintu masuk penumpang luar negeri, termasuk di Sumbar, siap mengantisipasi penyebaran virus korona.
Dari pantauan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang menyiapkan dua alat pemindai suhu tubuh di pintu masuk penerbangan internasional. Kedua alat tersebut berfungsi dengan baik dan prosedur dilaksanakan sesuai standar.
Setiap penumpang penerbangan internasional yang mendarat di BIM juga diberi kartu kewaspadaan kesehatan. Di BIM, setiap hari terdapat tiga penerbangan reguler AirAsia dari Kuala Lumpur ke Padang. Dengan kartu itu, penumpang mendapatkan prioritas untuk konsultasi ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala flu atau ISPA yang mirip gejala virus korona baru.
Sementara itu, berdasarkan kunjungan Roby ke RSUP Dr M Djamil, Padang, Senin (27/1/2020) malam, persiapan rumah sakit juga sudah optimal. Rumah sakit menyiapkan dua dari enam ruang isolasi yang dimiliki beserta dokter dan anggota staf medisnya untuk penanganan orang yang dicuriga terjangkit virus korona baru.
Roby memahami, kekhawatiran masyarakat tidak terlepas dari adanya indikasi penularan virus korona baru dari manusia ke manusia. Hal itu ditambah pula dengan sejumlah unggahan di media sosial yang membuat heboh. Namun, ia menekankan, sebagian besar virus korona ditularkan dari hewan ke manusia.
Masyarakat pun diingatkan untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga daya tahan tubuh tetap baik. ”Kalau tubuh fit, susah kena penyakit. Sebaliknya, kalau sistem imun menurun, akan mudah kena penyakit,” ujarnya.
Direktur Utama RSUP Dr M Djamil, Yusirwan Yusuf, mengatakan, rumah sakit sudah siap menangani pasien yang dicurigai terinfeksi virus korona baru. Pihaknya telah menyiagakan dua ruang isolasi lengkap dengan peralatan dan petugas medisnya. ”Petugas bekerja sesuai prosedur tetap dari Kementerian Kesehatan,” kata Yusirwan.