Batuk Pilek Sepulang dari Wuhan, Satu Pasien di RSUP Kariadi Diisolasi
Seorang pasien warga negara Indonesia hingga Selasa (28/1/2020) dirawat di ruang isolasi RSUP Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, setelah mengeluh pilek dan batuk serta baru pulang dari Wuhan, China.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Seorang pasien warga negara Indonesia dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, setelah mengeluh pilek dan batuk serta diketahui baru kembali dari Wuhan, China. Namun, pihak medis belum menyatakan yang bersangkutan terduga virus korona.
Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging RSUP Dr Kariadi dokter Muchlis Achsan Udji, di Kota Semarang, Selasa (28/1/2020), mengatakan, pasien dirawat sejak Senin, 27 Januari. Ia memeriksakan diri ke RSUP Dr Kariadi karena pilek dan batuk serta kurang nyaman bernapas. Pasien juga baru pulang dari Wuhan, 10 hari lalu.
Masa inkubasi virus korona adalah 14 hari sehingga pasien kini masih diobservasi. ”Untuk antisipasi, kami rawat dulu. Kendati demikian, dalam dua hari ini suhu tubuhnya normal, di bawah 37 derajat celsius. Kalau kondisi terus membaik, tentu nanti akan dipulangkan,” katanya.
Ia menekankan, pasien belum memenuhi syarat untuk dikatakan terduga atau suspect virus korona. ”Kami berpikir ke arah suspect jika pasien habis dari Wuhan, lalu panas, batuk, sesak napas, badan sakit semua. Juga, ada kontak dengan pasien yang terkonfirmasi terkena virus korona. Ini tidak,” ujar Muchlis.
Sejauh ini, lanjutnya, penanganan bersifat simtomatis atau menyangkut gejala saja, seperti diberi obat batuk pilek. Meski dirawat di ruang isolasi, tidak ada obat khusus yang diberikan. Bahkan, melihat kemajuan kondisinya, menurut Muchlis, pasien kemungkinan besar negatif terkena virus korona.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Kariadi dr Agoes Oerip Poerwoko menyebutkan, observasi terhadap pasien paling tidak hingga masa inkubasi 14 hari terpenuhi. ”Sementara ini kondisi pasien baik. Namun, ruang rawatnya tetap kami isolasi,” katanya.
Agoes menambahkan, RSUP Dr Kariadi siap menerima pasien jika memang ditemukan gejala terkait virus korona. Namun, ia meminta masyarakat tak panik. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mencegah virus dengan cuci tangan yang baik serta menerapkan pola hidup sehat.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, sejak awal, pihaknya telah menginstruksikan agar gerbang-gerbang masuk di Jateng menyiapkan posko pengecekan. Selain itu, semua rumah sakit agar berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk setiap laporan. Posko juga disiapkan di seluruh RSUD di Jateng.
Selain Semarang, laporan juga muncul di Kabupaten Cilacap dan Banyumas (Purwokerto). Namun, hingga Selasa, tak ada yang positif terinfeksi virus korona. ”Seluruh rumah sakit kami coba koordinasikan agar sistem informasinya baik. Pemantauan dan sosialisasi dilakukan,” ujar Ganjar dalam keterangannya.
Ia berharap masyarakat tak panik. ”Namun, instruksi dan segala perhatian kami, agar masyarakat melaksanakan. Misalnya, saat batuk, pilek, dan demam langsung ke rumah sakit dan pakai masker. Juga, cuci tangan memakai sabun sebelum makan. Itu hal-hal yang paling mudah dilakukan,” ujar Ganjar.