Pelabuhan Panjang Siapkan Zona Karantina di Tengah Laut
Pemeriksaan di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, diperketat untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Mereka menyiapkan zona karantina di tengah laut bagi penumpang kapal kargo dari luar negeri.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang memperketat pemeriksaan di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Mereka menyiapkan zona karantina di tengah laut bagi penumpang kapal kargo dari luar negeri.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang R Marjunet menjelaskan, pelabuhan yang melayani aktivitas ekspor dan impor dari berbagai negara itu menjadi salah satu titik rawan. Untuk itu, pemeriksaan penumpang kapal dari luar negeri dilakukan di zona karantina di tengah laut yang berjarak sekitar 4 mil atau sekitar 6,4 kilometer dari pelabuhan. Di zona itu, petugas akan memeriksa kondisi kesehatan seluruh kru di dalam kapal sebelum berlabuh.
Sejak 1 Januari 2020, tercatat enam kapal pengangkut barang impor dari China mendarat di Pelabuhan Panjang. Selain itu, terdapat enam kapal dari Singapura, tiga kapal dari Malaysia, dan dua kapal dari Australia berlabuh di pelabuhan. Hingga kini, pihaknya memastikan belum menemukan kasus pasien yang diduga terpapar virus korona di Lampung.
Meski begitu, pihaknya tetap memperketat pengawasan mengingat masa inkubasi virus yang cukup panjang. Dia menyebut, orang yang terinfeksi virus korona masih bisa lolos saat diperiksa dengan alat pemindai suhu tubuh karena belum menunjukkan gejala sakit.
“Petugas akan memantau kondisi kesehatan orang yang memiliki riwayat bepergian ke luar negeri selama dua minggu. Kami telah berkoordinasi dengan petugas di Dinas Kesehatan Lampung,” kata Marjunet di Bandar Lampung, Selasa (28/1/2020).
Selain itu, pihaknya juga membagikan masker dan sabun cuci tangan untuk para pekerja di Pelabuhan Panjang. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan para kru yang melayani aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu.
Menurut Marjunet, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Panjang masih berjalan normal. Tidak ada pembatasan aktivitas ekspor dan impor dari negara yang terpapar virus korona.
Untuk memastikan barang impor yang masuk juga aman dari virus, pihaknya juga bekerjasama dengan Balai Karantina Pertanian Panjang untuk melakukan pemeriksaan. Selain kru, barang impor juga harus dipastikan bebas dari virus dan penyakit.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan ruas isolasi kapsul untuk mengevakuasi orang yang diduga terpapar virus korona. Pasien dengan gejala demam, flu, dan batuk akan dievakuasi ke RS Abdul Moeloek Bandar Lampung yang memiliki fasilitas ruang isolasi.
Selain pemeriksaan di pelabuhan, pihaknya juga memantau kondisi kesehatan jemaah umrah yang baru pulang dari Arab Saudi di Bandara Internasional Radin Inten II, Lampung Selatan. Meski bandara belum melayani penerbangan internasional, warga yang baru pulang dari luar negeri berisiko terpapar virus korona. Setiap bulan, sedikitnya ada 1.800 jemaah dari Lampung yang melakukan perjalanan umrah.
Di hari yang sama, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung juga menggelar rapat tertutup dengan sejumlah instansi terkait untuk membahas pencegahan virus korona di Lampung. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengimbau masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik karena pemerintah telah berupaya mencegah penyebaran virus mematikan itu.