Ribuan Turis China Batal ke Manado Selama Februari
Sebanyak 53 penerbangan Lion Air dari delapan kota di China ke Manado, Sulawesi Utara, dibatalkan sepanjang Februari 2020 menyusul imbauan pemerintah Republik Rakyat China kepada rakyatnya untuk tidak bepergian.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Sebanyak 53 penerbangan Lion Air dari delapan kota di China ke Manado, Sulawesi Utara, dibatalkan sepanjang Februari 2020. Hal ini menyusul surat imbauan pemerintah Republik Rakyat China kepada rakyatnya untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk sementara akibat merebaknya virus korona tipe baru.
Dalam konferensi pers di Manado, Selasa (28/1/2020), Manajer Area Manado Lion Air Group, Irwan, mengatakan, penerbangan langsung dari delapan kota di China ke Manado dihentikan mulai Februari. Delapan kota itu adalah Guangzhou, Changsha, Nanjing, Tianjin, Fuzhou, Xi’an, dan Hangzhou.
“Pemerintah China melarang warganya sendiri untuk keluar dari China akibat adanya virus korona 2019-nCoV yang sudah sampai di luar Wuhan. Kami akan menutup penerbangan sampai pemerintah China memberikan keterangan lebih lanjut. Mudah-mudahan virus ini dapat segera diatasi pemerintah China,” kata Irwan.
Menurut Irwan, pemesanan penerbangan dari China ke Manado selama Februari termasuk tinggi dengan tingkat keterisian kursi sekitar 99 persen. Satu penerbangan dengan pesawat Boeing 737 dapat mengangkut 215 orang. Total wisatawan China yang batal berangkat dapat mencapai 11.280 orang.
Total wisatawan China yang batal berangkat dapat mencapai 11.280 orang.
Ia pun mengakui kerugian yang diderita perusahaannya cukup besar. “Tapi kami tidak bisa melakukan apa-apa dari segi bisnis,” lanjutnya.
Saat ini, masih ada wisatawan dari China yang berlibur di Manado. Tiga rombongan akan dipulangkan ke Tianjin, Fuzhou, dan Xi’an pada Rabu (29/1), sedangkan dua rombongan ke Changsha dan Shanghai pada Kamis (30/1). Satu kelompok terakhir akan dipulangkan ke Guangzhou, Jumat (31/1).
“Kepulangan mereka tidak akan tertunda, tidak akan ada perubahan jadwal. Setelah itu, sudah tidak ada kedatangan lagi sampai batas waktu yang belum ditentukan,” kata Irwan.
Sebelumnya, Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro menyatakan, penerbangan Lion Air antara China dengan Jakarta, Batam, Denpasar, dan Surabaya juga akan dihentikan sementara. Ada 15 kota di China yang terhubung langsung ke Indonesia oleh Lion Air.
“Operasional penerbangan yang masih berjalan atau beroperasi ke Tiongkok bertujuan untuk pemulangan tamu atau penumpang. Layanan penerbangan kembali dioperasikan hanya untuk membawa awak pesawat, tidak ada penumpang,” kata Danang. Penghentian penerbangan Lion Air dari China ke Manado efektif akan menghentikan sebagian besar kegiatan wisata di Sulawesi Utara.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, sepanjang Januari-November 2019, tercatat kedatangan 118.844 wisatawan mancanegara (wisman). Wisman asal China mendominasi, yaitu 105.738 orang atau 88,9 persen dari semua kedatangan.
General Manager MM Group (pengelola wisata Lion Air) Leonard Parangan mengatakan, jumlah wisman China yang dilayani MM Travel cenderung meningkat, dari 40.000-an pada 2016 menjadi 86.000 pada 2017. Pada 2018, jumlah klien mereka meningkat menjadi 93.300, sebelum menurun ke 91.400.
“Sebagai operator tour, jumlah klien kami lebih banyak dibanding perusahaan lainnya. Karena itu, kami berkoordinasi dengan Pemprov Sulut sepakat untuk menunda kedatangan para wisatawan dari China. Kami yakin badai pasti berlalu, seperti pengalaman dengan SARS dan MERS,” kata Leonard.
Meski menyebut penutupan penerbangan sementara ini sebagai “penundaan”, Leonard mengatakan, agen perjalanan milik MM Group di China telah mengembalikan uang pemesanan wisata di Manado. Namun, Leonard menjamin MM Group akan terus beroperasi.
“Kami punya 948 karyawan dan tidak akan ada yang diberhentikan. Kami akan coba jual paket-paket wisata kepada wisatawan lokal. Selama ini, ada tour di Manado, Tomohon, Bitung, Minahasa, dan Minahasa Utara. Ini termasuk pantai di Pulau Bunaken dan Gangga sekitarnya,” kata Leonard.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan, pemprov memaklumi penutupan sementara kedatangan wisman asal China. Namun, ia belum menyatakan rencana-rencana pemprov selama gerbang pariwisata dari China ditutup. “Semoga virus korona ini bisa segera ditangani,” katanya.