RSUD Margono Purwokerto Rawat Seorang Pasien di Ruang Isolasi
Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo, Purwokerto, merawat seorang pasien terduga terinfeksi virus korona jenis baru 2019-nCoV di ruang isolasi. Diperlukan waktu tiga hari untuk menentukan hasil pemeriksaan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo, Purwokerto, merawat seorang pasien terduga terinfeksi virus korona jenis baru 2019-nCoV di ruang isolasi. Diperlukan waktu tiga hari untuk menentukan hasil pemeriksaan.
Wakil Direktur Pelayanan dan Kerja Sama RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto, M Tarqib Alatas, Selasa (28/1/2020), menyampaikan, pada Senin, 27 Januari, rumah sakit mendapatkan dua pasien rujukan yang merupakan warga negara asal China dan diduga terinfeksi virus korona. Pasien pertama adalah rujukan dari Puskesmas Purwokerto Selatan dan pasien lainnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap.
Setelah diperiksa, pasien rujukan dari puskesmas tidak terbukti secara klinis dan pasien telah dirawat di bangsal biasa. ”Pasien sudah di bangsal biasa karena setelah pemeriksaan hanya bersifat radang tenggorokan dan bukan coronavirus,” kata Tarqib, Selasa.
Adapun satu pasien lainnya yang merupakan rujukan dari Cilacap memang baru datang dari Shanghai, China. Pasien mengalami gejala batuk pilek ringan dan saat ini dalam observasi serta ditempatkan di ruang isolasi. Diperlukan waktu hingga tiga hari untuk menentukan hasil pemeriksaan. ”Ada pemeriksaan khusus dan dikirim ke pusat (Kementerian Kesehatan) serta butuh waktu sekitar tiga hari,” ujarnya. Di RSUD Margono tersedia empat kamar isolasi.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui dinas kesehatan membuka posko kesehatan untuk memeriksa penumpang kereta api di Stasiun Purwokerto yang mengalami gangguan kesehatan sebagai antisipasi penyebaran virus korona jenis baru di Indonesia. Direncanakan pemeriksaan dilakukan 10 hari ke depan.
Di RSUD Margono tersedia empat kamar isolasi.
”Kami lakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu dan laju napas. Kalau ada keluhan batuk pilek, nanti kami lakukan penggalian faktor risiko, seperti bertanya apakah ada riwayat kunjungan ke China atau luar negeri yang terdapat kasus ini,” ucap Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional Anwar Hudiono, di Stasiun Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Anwar menyampaikan, pemeriksaan di stasiun akan digelar selama 10 hari ke depan. Per hari terdapat tiga sif atau giliran jaga petugas selama 24 jam, mulai pukul 08.00-14.00, pukul 14.00-21.00, hingga pukul 21.00-08.00. ”Dari pemeriksaan di sif pertama tadi, ada empat orang yang periksa dan tidak ditemukan adanya faktor risiko. Jika ditemukan penumpang dengan faktor risiko, akan dirujuk ke RSUD Margono menggunakan ambulans,” tuturnya.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi V Purwokerto Supriyanto menyampaikan, pihaknya mengimbau penumpang yang mengeluhkan batuk, pilek, atau demam untuk datang ke posko kesehatan dan memeriksakan kesehatan secara gratis.
”Kami antisipasi dan mengimbau penumpang yang naik atau turun dari kereta yang sedang dalam kondisi kurang baik kesehatannya, kami imbau melalui announcer (pengumuman melalui pengeras suara) untuk periksa di posko,” kata Supriyanto.
Per hari, pada hari biasa rata-rata terdapat 4.000 penumpang yang turun di Stasiun Purwokerto. Sementara pada akhir pekan, jumlah penumpang yang datang bisa mencapai 7.000 orang.
Malik (20), salah satu penumpang dari Purwokerto menuju Jakarta yang ikut memeriksakan kesehatan, mengaku terserang flu dua hari terakhir. ”Saya tidak enak badan karena flu sudah dua hari, tapi saya tidak pernah berkunjung ke China,” ujar Malik.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengimbau warga Banyumas jika dalam waktu 14 hari lalu pergi ke China, Jepang, dan Singapura agar melapor dan memeriksa kesehatan. ”Saya mengimbau kepada semua warga untuk hidup bersih dan sehat dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun dan jika batuk harus memakai masker,” ucapnya.