Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Sumsel mengalihkan paket wisata ke China ke negara-negara lain yang aman sejak mewabahnya virus korona jenis baru, 2019-nCoV.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Sumatera Selatan mengalihkan paket wisata ke China menjadi ke negara-negara lain yang aman sejak mewabahnya virus korona jenis baru, 2019-nCoV. Langkah itu dilakukan hingga virus korona bisa ditangani.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumsel Anton Wahyudi, Rabu (29/1/2020), mengatakan, sejak virus korona mewabah di China, paket wisata ke ”Negara Tirai Bambu” dihentikan sementara. Salah satu perusahaan biro perjalanan di Sumsel, misalnya, telah membatalkan paket wisata ke Hainan karena pihak maskapai tidak lagi melayani rute penerbangan ke China. Paket wisata ini paling diminati karena harganya tergolong murah.
Sampai saat ini hanya paket wisata ke China yang dihentikan sementara.
Sampai saat ini hanya paket wisata ke China yang dihentikan sementara. Paket wisata itu akan dialihkan ke negara lain yang dinilai lebih aman. ”Beberapa perusahaan biro perjalanan menawarkan wisatawan untuk berlibur ke negara lain, seperti Jepang dan Korea Selatan,” ucap Anton.
Adapun wisata ke negara yang juga terjangkit 2019-nCoV seperti Malaysia dan Singapura masih terus dibuka. Hanya saja, agen perjalanan selalu mengingatkan langkah-langkah antisipasi pada wisatawan jika negara tujuannya sudah terpapar virus. ”Kami terus menyampaikan kepada pelanggan bahwa akan ada pemeriksaan lebih ketat ketika pelanggan kami masuk ke negara terjangkit,” kata Anton.
Menurut Anton, sejauh ini dampak virus korona belum terasa pada pariwisata di Sumsel karena saat ini bukan masa puncak liburan. Masa liburan baru akan mulai pada akhir Maret atau awal April, tepatnya saat libur Idul Fitri. Puncaknya akan terjadi saat liburan sekolah. ”Kami berharap wabah virus korona ini akan segera berakhir segera sehingga saat masa puncak pariwisata di Sumsel terjadi, situasi sudah membaik,” ujarnya.
Pihaknya juga telah menerima surat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang upaya preventif pencegahan virus korona di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Surat itu dijadikan pedoman dalam pengambilan kebijakan.
Terkait kunjungan wisatawan asal China, Anton mengatakan, wisatawan China jarang datang ke Sumsel. ”Biasanya wisatawan China akan datang ke daerah yang memiliki pantai, seperti Bali dan Lombok. Sementara Sumsel tidak punya pantai,” lanjutnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengingatkan warga Sumsel untuk berhati-hati saat bepergian ke negara terjangkit. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan penyebaran virus korona. ”Saya harap warga benar-benar mencari informasi negara mana yang sudah terjangkit virus korona,” ucapnya.
Herman juga telah mengingatkan pihak imigrasi agar benar-benar teliti saat memeriksa wisatawan yang masuk ke wilayah Sumsel. ”Kalau bisa, yang diterima masuk ke Sumsel adalah yang baik kesehatannya,” ujar Herman.