Pasien asal China di DIY Tak Tunjukkan Gejala Virus Korona
Seorang bocah asal China yang tengah berada di Daerah Istimewa Yogyakarta sempat diduga terinfeksi virus korona jenis baru. Namun, hasil pemeriksaan di RSUP Dr Sardjito, pasien itu belum menunjukkan infeksi.
Oleh
HARIS FIRDAUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Seorang bocah asal China yang tengah berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sempat diduga terinfeksi virus korona jenis baru. Namun, hasil pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, pasien tersebut tak menunjukkan gejala tersebut.
Pasien anak yang berusia sekitar tiga tahun itu berada di DIY bersama orangtuanya untuk berwisata. Namun, ia kemudian mengalami demam dan sesak napas sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH), Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (28/1/2020) pagi.
Setelah pasien itu diperiksa, tim dokter RS JIH kemudian merujuknya ke RSUP Dr Sardjito untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Hal ini karena ada dugaan bahwa pasien tersebut mengalami infeksi virus korona jenis baru.
”Pasien tersebut mengeluhkan demam dan juga sesak napas. Diduga mengarah ke sana (infeksi virus korona),” kata Public Relations RS JIH, Arba’ati, Rabu (29/1/2020), di kantornya.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan membenarkan adanya pasien anak asal China yang dirujuk ke RSUP Dr Sardjito pada Selasa kemarin. Namun, Banu menyebut, berdasarkan pemeriksaan tim dokter RSUP Dr Sardjito, pasien tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi virus korona jenis baru.
”Kami nyatakan pasien ini belum menunjukkan tanda-tanda virus korona. Jadi, pasien ini masih dalam kategori penanganan biasa. Walaupun memang dia kami tempatkan di ruang isolasi, ini penanganan biasa, bukan standar untuk virus korona,” ujar Banu.
Dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito, Amalia Setyati, menuturkan, pasien tersebut datang dengan kondisi demam, batuk, pilek, serta tidak mau makan dan minum. Melihat kondisi pasien yang tidak mau makan dan minum, tim dokter memutuskan pasien itu harus menjalani rawat inap untuk diberikan cairan tambahan.
Amalia menambahkan, pada Rabu siang, kondisi pasien tersebut sudah mulai membaik. Pasien itu tidak lagi mengalami demam, batuknya sudah jauh berkurang, dan tidak mengalami sesak napas. Pasien tersebut juga sudah mulai makan dan minum sehingga tim dokter menghentikan pemberian cairan infus kepadanya.
”Kondisi hari ini (Rabu) sampai siang, dia tidak demam, sudah mulai mau makan, dan infus sudah dilepas. Selain itu, juga tidak ada sesak napas dan batuknya sudah jauh berkurang. Kalau besok (Kamis) sudah sembuh, ya kami pulangkan,” kata Amalia.
Ia memaparkan, pasien tersebut juga tidak mengalami pneunomia atau radang paru-paru. Oleh karena itu, berdasarkan pemeriksaan klinis yang dilakukan tim dokter, pasien anak asal China itu tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi virus korona jenis baru. Pasien tersebut didiagnosis hanya mengalami batuk dan pilek biasa.
Meski demikian, Amalia menyebut, RSUP Dr Sardjito tetap mengirimkan sampel darah serta sampel usap tenggorokan dan hidung pasien tersebut ke laboratorium milik Kementerian Kesehatan di Jakarta. Pemeriksaan sampel itu dibutuhkan untuk memastikan apakah sang pasien mengalami infeksi virus korona jenis baru atau tidak.
”Sampel itu sudah sampai ke Jakarta pagi tadi dan sekarang sedang dalam proses pemeriksaan,” tutur Amalia.
Amalia menambahkan, orangtua pasien tersebut juga tidak menunjukkan gejala sakit atau tanda-tanda terinfeksi virus korona jenis baru. Oleh karena itu, mereka juga tidak perlu diperiksa atau mendapat perawatan di rumah sakit.