Penerbangan Dibatalkan, Kunjungan Wisatawan China ke Bali Berkurang
Sekitar 9.400 turis asal China membatalkan kedatangannya ke Bali setelah merebaknya virus korona 2019-nCoV di negara itu. Sebanyak 85 penerbangan rute Denpasar-China dibatalkan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Imbauan Pemerintah China agar warga China sementara waktu tidak bepergian ke luar negeri dipastikan berdampak terhadap industri pariwisata di Indonesia, termasuk Bali. Kedatangan wisatawan asal China ke Bali diprediksi berkurang. Wisatawan asal China merupakan turis terbanyak kedua ke Bali setelah turis dari Australia.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali menyebutkan, sekitar 9.400 turis asal China membatalkan kedatangannya ke Bali. Ketua DPD Asita Bali I Ketut Ardana menyatakan, 9.483 wisatawan dari China sudah dipastikan batal ke Bali. Perihal batalnya kedatangan tamu asal China itu dilaporkan 27 biro perjalanan wisata anggota Asita Bali. ”Pembatalan itu karena pihak Pemerintah China membatasi warganya untuk traveling ke luar negeri,” kata Ardana, Rabu (29/1/2020).
Sementara itu, PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menyatakan, 85 jadwal penerbangan rute Denpasar-China dibatalkan sejak Senin (13/1/2020) menyusul merebaknya penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru di China.
Pembatalan itu karena pihak Pemerintah China membatasi warganya untuk traveling ke luar negeri. (I Ketut Ardana)
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim menyatakan, tercatat 85 jadwal penerbangan rute Denpasar dengan sejumlah kota di China, di antaranya Hangzhou dan Nanchang, baik pergi maupun pulang, pada Senin (13/1/2020) hingga Selasa (28/1/2020), dibatalkan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, per November 2019, China merupakan negara asal wisatawan terbanyak kedua yang hadir di Bali setelah Australia. Selama November 2019, tercatat 78.508 kunjungan dari China. Adapun wisman dari Australia ke Bali pada November 2019 mencapai 105.312 kunjungan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengakui, pariwisata Bali terdampak akibat merebaknya penyakit yang disebabkan virus korona baru itu meski Bali hingga saat ini dinyatakan masih bebas dari masuknya penyakit tersebut.
”Imbauan semacam travel warning dari Pemerintah China kepada warganya itu jelas memengaruhi rencana bepergian calon wisatawan dari China. Pemerintah China mengeluarkan imbauan itu sebagai upaya mereka mencegah penyebaran penyakit tersebut,” kata Astawa kepada Kompas.
Astawa menyatakan, Pemerintah Provinsi Bali sudah merespons dan mengantisipasi ancaman penyakit akibat virus korona tipe baru itu. Melalui surat pernyataan resmi Pemprov Bali yang ditandatangani Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati tanggal 23 Januari 2020 disebutkan, antara lain, Pemprov Bali berkoordinasi dan bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, otoritas bandara, serta maskapai untuk mendeteksi secara dini dan memasang alat pendeteksi suhu tubuh di tempat kedatangan internasional.
Astawa juga mengatakan, Pemprov Bali melalui Sekretaris Daerah Provinsi Bali sudah mengadakan rapat mengantisipasi penyebaran penyakit akibat virus korona tipe baru dengan melibatkan kalangan dinas kesehatan, keamanan, dan pariwisata di Bali pada Senin (27/1/2020). Pemprov Bali bersama pemangku kepentingan terkait industri kepariwisataan di Bali menggerakkan kembali Bali Tourism Hospitality untuk mengantisipasi dampak terhadap pariwisata Bali dan wisatawan di Bali.
”Kami juga menunda penyelenggaraan kegiatan festival di Kintamani sebagai bentuk simpati dan keprihatinan dari masyarakat Bali terhadap warga di China sambil menunggu situasi yang lebih kondusif,” kata Astawa.