Kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan terkait penyebaran virus korona tipe baru di Sulawesi Selatan terus ditingkatkan, termasuk hingga level puskesmas.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan terkait penyebaran virus korona tipe baru di Sulawesi Selatan terus ditingkatkan. Pihak rumah sakit, tenaga kesehatan, dan fasilitas kesehatan meningkatkan kesiagaan, termasuk hingga level puskesmas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel Nurul AR mengatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait pasien terduga virus korona di provinsi itu. Walau demikian, seluruh kabupaten/kota sudah melakukan langkah antisipasi, di antaranya dengan membentuk tim gerak cepat.
Sejauh ini, belum ada laporan yang terkonfirmasi.
Menurut Nurul, pantauan juga dilakukan oleh puskesmas. Hal itu terutama untuk mendata warga yang kemungkinan pernah melakukan kontak dengan orang-orang yang pernah berkunjung ke China dalam kurun waktu sebulan terakhir.
”Sejauh ini, belum ada laporan yang terkonfirmasi,” kata Nurul seusai menjadi pembicara dalam diskusi pakar terkait epidemologi dan antisipasi virus korona di Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu (29/1/2020).
Sementara itu, Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo Khalid Saleh mengatakan, pihaknya menyebar informasi terkait virus korona kepada penjaga dan keluarga pasien di rumah sakit. ”Di rumah sakit sendiri kami juga sudah punya ruang isolasi, fasilitas, dan kelengkapan kesehatan,” ujar Khalid.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali menghadapi berbagai kasus terkait penyebaran wabah dan bencana. ”Saat penyebaran flu burung dan MERS, kami sudah pernah menangani pasien. Saat bencana gempa bumi di Palu, kami menangani lebih 350 pasien rujukan hingga membuat rumah sakit lapangan,” kata Khalid.
Kami sudah melengkapi rumah sakit dengan berbagai fasilitas, terutama untuk alat pelindung diri.
Rumah Sakit TNI AL Jala Ammari Lantamal VI Makassar juga melakukan simulasi penanganan pasien terduga virus korona. Kepala RS Jala Ammari Letnan Kolonel Laut (K) Budi Santosa mengatakan, simulasi dilakukan sebagai langkah antisipasi dan kesiapan tenaga medis untuk menangani kasus korona.
”Terlebih, RS Jala Ammari berada di sekitar pelabuhan yang juga menjadi pintu keluar-masuk banyak orang. Kami sudah melengkapi rumah sakit dengan berbagai fasilitas, terutama untuk alat pelindung diri,” kata Budi.
Di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, alat pendeteksi panas tubuh atau thermo detector dipasang pada Rabu sore. Alat ini langsung digunakan untuk mengukur suhu tubuh penumpang KM Binaiya yang tiba di pelabuhan sore tadi.