Kondisi kesehatan M (21), tenaga kerja Indonesia yang baru pulang dari Hong Kong, berangsur membaik memasuki hari ketiga perawatan intensif. Namun, dia masih dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sidoarjo.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kondisi kesehatan M (21), tenaga kerja Indonesia yang baru pulang dari Hong Kong, berangsur membaik memasuki hari ketiga perawatan intensif. Namun, dia masih dirawat di ruang isolasi khusus Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, Jawa Timur, sembari menunggu hasil pemeriksaan cairan hidung dan tenggorokan serta mengantisipasi masa inkubasi virus korona.
Sebelumnya, M bekerja di Hong Kong selama 1,5 bulan terakhir. Dia pulang ke Indonesia karena tidak cocok dengan majikan tempatnya bekerja. M tiba di Bandara Juanda Surabaya, Senin (28/1), setelah menempuh perjalanan dari Hong Kong transit di Singapura.
M mengaku demam dan nyeri tenggorokan sejak berada di Hong Kong. Namun, saat tiba di Bandara Juanda dan melalui alat pemindai suhu tubuhnya tidak terdeteksi tinggi. Tidak diketahui secara pasti apakah M mengonsumsi obat penurun panas sebelumnya atau tidak.
Dari Bandara Juanda di Sidoarjo, M tidak pulang ke daerah asal. Dia pergi ke perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia di Pasuruan yang memberangkatkannya.
Di sana, M berobat di klinik dengan keluhan batuk dan panas tinggi. Dia kemudian dirujuk ke RSUD Sidoarjo karena memiliki riwayat perjalanan dari negara terinfeksi virus korona.
Direktur RSUD Sidoarjo, yang juga spesialis paru, Atok Irawan, mengatakan, hasil pemeriksaan paru-paru pasien melalui foto torak pada Senin dan Selasa sore menunjukkan tidak ada radang paru atau pneumonia. Suhu tubuh pasien juga sudah normal, tidak demam tinggi.
”Tim dokter yang menangani masih menunggu hasil pemeriksaan cairan hidung dan tenggorokan,” ujar Atok, Rabu (29/1/2020).
Atok mengatakan, tim dokter yang menangani M berasal dari lintas disiplin. Selain dokter spesialis paru, juga ada dokter kejiwaan, dokter radiologi, ahli mikrobiologi, dan ahli kegawatdaruratan. Pasien mendapat pengobatan untuk meredakan gejala umum penyakit (simtomatik).
Dokter spesialis paru RSUD Sidoarjo, Fitri Sriyani, menambahkan, pasien dirawat di ruang isolasi khusus karena mengeluh demam tinggi, batuk, dan sakit tenggorokan serta memiliki riwayat perjalanan dari negara terinfeksi virus korona. Tim dokter yang menangani harus menegakkan diagnosa sesuai standar prosedur.
”Saat ini, pasien dirawat di ruang isolasi Merah Putih yang merupakan ruang khusus perawatan penyakit menular, seperti flu burung dan SARS. Ruang ini dilengkapi fasilitas yang memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan tim medisnya,” kata Fitri.
Saat ini, pasien dirawat di ruang isolasi Merah Putih yang merupakan ruang khusus perawatan penyakit menular, seperti flu burung dan SARS. Ruang ini dilengkapi fasilitas yang memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan tim medisnya.
Upaya mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus korona di Jatim terus ditingkatkan. Salah satunya mengaktifkan alat pemindai suhu tubuh di terminal kedatangan penumpang internasional dan terminal umrah Bandara Juanda Surabaya. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya memperketat pengawasan dengan memeriksa penumpang secara detail.
Deteksi suhu tubuh juga diperkuat dengan thermal gun, alat pemindai suhu tubuh. Selain itu, disiapkan juga ruang isolasi sementara untuk penumpang yang terdeteksi mengalami demam atau suhu tubuh tinggi. Penumpang akan diobservasi untuk memastikan ada tidaknya dugaan infeksi virus korona.