TAPANULI TENGAH, KOMPAS - Banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Selasa malam-Rabu pagi (28-29/1/2020), mengakibatkan tujuh orang tewas dan dua orang hilang. Lebih dari 700 keluarga mengungsi karena rumah mereka rusak.
Hujan deras di Tapanuli Tengah mengakibatkan Sungai Sirahar di Kecamatan Barus meluap. Banjir bandang setinggi hingga 3 meter merendam ratusan rumah di enam kecamatan, yakni Barus, Andam Dewi, Sarudik, Sitahuis, Sorkam, dan Pasaribu Tobing. Sejumlah desa juga terisolasi akibat jalanan putus oleh genangan banjir dan longsor. Kondisi ini menyulitkan penyaluran bantuan bagi pengungsi dan pencarian korban yang masih hilang.
”Saat ini kami fokus pada tanggap darurat penanganan pengungsi, mencari korban yang tertimbun longsor, dan membuka akses jalan ke desa yang masih terisolasi,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapanuli Tengah Agus Haryanto. Posko pengungsian dan dapur umum didirikan di sejumlah lokasi, tetapi belum sepenuhnya memadai. ”Kami masih sangat kekurangan bahan pangan, air bersih, selimut, tenda, dan pakaian untuk pengungsi,” kata Agus.
Kami tidak sempat menyelamatkan harta benda.
Koordinator Pos SAR Sibolga Hari Susanto mengatakan, dua korban meninggal merupakan pasangan suami istri yang diempas arus banjir bandang saat melintas mengendarai mobil di Barus. Lima korban lainnya meninggal tertimbun longsor di Desa Sijungkang. ”Kami masih mencari dua korban hilang lainnya yang diduga tertimbun longsor,” kata Hari.
Khairil Anwar Simamora (40), warga Barus, mengatakan, banjir bandang berlangsung sangat cepat terjadi sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang. ”Air mengempas permukiman kami. Dalam 10 menit, air sudah menggenang setinggi 2 meter. Kami tidak sempat menyelamatkan harta benda,” katanya. Hingga kemarin, banjir masih menggenangi rumah warga dan sejumlah ruas jalan utama di wilayah itu. Sebagian warga mengungsi.
Waspada
Curah hujan yang tinggi di Jambi membuat debit air di sejumlah sungai meningkat. Lima orang dilaporkan tewas terseret arus sungai yang deras dan satu orang belum ditemukan. Doni (18), korban yang terseret arus Sungai Tabir di Kabupaten Merangin, belum ditemukan. ”Tim SAR gabungan masih berupaya mencari korban di sekitar lokasi tenggelam,” kata Kornelis, Kepala Seksi Operasional Basarnas Jambi, kemarin.
Hingga Rabu, debit air Sungai Tabir di Merangin, yang merupakan hulu Sungai Batanghari, naik drastis. Data tim Siaga Banjir dan Longsor Provinsi Jambi menunjukkan, tinggi muka air sungai telah mencapai 2,6 meter atau melewati batas normal. Hal serupa terjadi di kawasan hilir.
Elevasi Sungai Batanghari di pos pengamatan Tanggo Rajo, Kota Jambi, menunjukkan indikator telah mendekati status Siaga III. Adapun tinggi muka air (TMA) saat ini mencapai 13,79 meter, melewati batas TMA normal 12 meter. Elevasi itu terpaut sedikit dengan batas evelasi siaga 13,87 meter.
Aliran air berasal dari Gunung Suket.
Luthfi dari Humas Basarnas Jambi menyebutkan, sepanjang Januari ini sudah enam kasus kejadian warga terseret arus. Dua kasus terjadi di Sungai Pengabuan dan masing-masing satu kasus di Batang Tebo, Batanghari, Batang Merangin, dan Batang Tabir. ”Laporan warga terseret arus sungai selalu terjadi pada saat debit (sungai) naik,” katanya. Untuk itu, ia mengimbau warga di tepian sungai agar mewaspadai peningkatan debit air sungai saat hujan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi Kurnianingsih mengatakan, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat di seluruh wilayah Jambi hingga 3 Februari. Dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dilaporkan, banjir bandang melanda Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Rabu siang. Hujan deras dan kondisi hutan yang gundul setelah terbakar membuat banjir mengalir deras disertai lumpur dan ranting pohon.
”Aliran air berasal dari Gunung Suket. Air datang tiba-tiba dan langsung setinggi 50 cm,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bondowoso Kukuh Triatmoko. BPBD Bondowoso belum mendata jumlah pasti rumah yang terendam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Genangan air pun mulai surut.