Anggaran Rp 10,3 Miliar untuk Relokasi Korban Kebakaran di Penajam
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menganggarkan Rp 10,3 miliar untuk relokasi korban yang rumahnya dibakar sekelompok orang pada Oktober 2019.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
PENAJAM, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menganggarkan Rp 10,3 miliar untuk relokasi korban yang rumahnya dibakar sekelompok orang pada Oktober 2019. Sementara menunggu proses pembebasan lahan, warga terdampak diberi santunan Rp 500.000 untuk mengontrak.
Aksi pembakaran Pelabuhan Perahu Kelotok Penajam pada pertengahan Oktober 2019 diduga akibat jatuhnya korban pascabentrokan dua kelompok pemuda di Kecamatan Penajam. Oleh karena terletak di tepi pantai, angin membuat api merembet ke sebanyak 83 rumah warga dan 1 bangunan sekolah. Sebanyak 87 keluarga atau 328 jiwa akhirnya mengungsi ke rumah kerabat di Balikpapan dan Penajam.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara Andi Dahrul di Penajam, Kamis (30/1/2020), mengatakan, warga akan mendapatkan bantuan berupa lahan dan hunian. Dana Rp 10,3 miliar itu didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Itu akan digunakan untuk membebaskan lahan dan mendirikan rumah warga yang terdampak. Kami ingin merelokasi warga di tanah sekitar 1 hektar yang terletak sekitar 500 meter dari pelabuhan," kata Andi.
Ia mengatakan, pemerintah memutuskan untuk merelokasi pemukiman warga dengan alasan menata kawasan di sekitar pelabuhan. Lahan sebelumnya akan dikosongkan untuk dijadikan gapura dan tidak ada lagi pemukiman di sana.
Pantauan Kompas, rumah-rumah yang terbakar sudah diruntuhkan. Tembok-tembok rumah sudah tidak lagi berdiri. Hanya tersisa puing-puing dan beberapa sisa rangka mobil dan sepeda motor yang hangus terbakar. Terdapat juga satu rumah yang tengah dibangun warga.
"Kami tidak enak menumpang di rumah keluarga terus. Kami putuskan bangun lagi rumah di sini," kata Rizal (46), salah satu warga.
Saat ini BPBD sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Penajam Paser Utara untuk menentukan besaran bantuan kepada setiap keluarga.
Menanggapi hal itu, Andi mengatakan, dalam waktu dekat warga akan dikumpulkan untuk diberi sosialisasi. Sebab, bangunan dan tanah milik warga di sana ada tiga kategori. Pertama, yang tanah dan rumahnya bersertifikat, kedua hanya memiliki izin mendirikan bangunan, dan terakhir warga penyewa rumah.
BPBD akan mendata warga beserta status bangunan dan tanahnya. Hal itu akan dijadikan acuan untuk menentukan besar santunan. BPBD sendiri belum merinci skema proses ganti rugi. Menurut Andi, saat ini BPBD sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Penajam Paser Utara untuk menentukan besaran bantuan kepada setiap keluarga.
"Kami baru menentukan anggaran untuk warga mengontrak Rp 500.000 setiap keluarga. Bantuan itu diberikan setiap bulan selama setahun. Target kami, tahun ini pembebasan lahan dan perincian besaran bantuan setiap keluarga sudah ada," kata Andi.
Selain rumah, terdapat satu sekolah yang terbakar, yakni Madrasah Ibtidaiyah Al Maun. Saat ini, kondisi tembok sekolah sudah dirobohkan, hanya tersisa papan nama sekolah dan pagar dinding. Sekitar 90 siswa MI Al Maun menumpang belajar di SDN 001 Penajam yang terletak sekitar 1 kilometer dari pelabuhan kelotok.
"Sampai bangunan sekolah selesai dibangun, guru dan siswa menumpang di sini. Kami belum dapat kabar apakah dapat bantuan atau tidak untuk bangunan sekolah kami," ujar salah satu guru MI Al Maun, Shaleh.
Andi mengatakan, seluruh bangunan terdampak akan diberikan bantuan, termasuk sekolah. "Kami juga masih koordinasi dengan pemerintah daerah. Dalam waktu dekat, seluruh warga terdampak, termasuk pihak sekolah, akan kami kumpulkan untuk sosialisasi," kata Andi.