Satu pasien terduga korona dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatima, Batam, Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Satu pasien terduga korona dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatima, Batam, Kepulauan Riau. Sampel cairan tenggorokan pasien, Kamis (30/1/2020), dikirim ke Jakarta untuk diteliti tim Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, pasien berinisial RM (40) itu saat ini masih dirawat di ruang isolasi RSUD Embung Fatima. Hasil tes laboratorium terhadap sampel cairan tenggorokan pasien baru bisa diketahui paling cepat dalam tiga hari ke depan.
“Saat diperiksa memang ditemukan gejala pnemonia atau sesak napas akut. Sebenarnya dia tidak ada riwayat perjalanan ke China. Namun, daripada kecolongan karena menganggap remeh, pasien ini kami tangani sebagai terduga (korona),” kata Didi.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Romer Simanungkalit, pasien itu merupakan pekerja tugboat di Singapura. Ia pulang ke Batam menggunakan kapal feri dan tiba di Pelabuhan Batam Centre, Rabu (29/1).
Saat diperiksa memang ditemukan gejala pnemonia atau sesak napas akut. Sebenarnya dia tidak ada riwayat perjalanan ke China. Namun, daripada kecolongan karena menganggap remeh, pasien ini kami tangani sebagai terduga korona (Didi Kusmarjadi)
Di dalam kapal itu diketahui ada 16 penumpang lain, empat di antaranya merupakan warga Indonesia dan sisanya adalah warga negara asing. Selain itu ada delapan kru kapal yang saat itu bertugas. Keberadaan mereka semua saat ini tengah dilacak untuk kemudian dipantau kesehatannya.
“Kru kapal akan dikarantina untuk sementara. Adapun kapal yang digunakan pasien akan dibersihkan dengan disinfektan sebelum boleh digunakan kembali,” ujar Romer.
Pemerintah Kota Batam telah menyiapkan Asrama Haji Batam Centre untuk menjadi tempat karantina 24 orang yang berada bersama pasien di dalam kapal saat perjalanan dari Singapura. Saat ini ada enam kamar yang disediakan. Satu kamar rencananya akan digunakan untuk merawat empat orang.
Lolos
Pasien RM yang diduga mengidap korona sempat lolos dari pengawasan petugas kesehatan di Pelabuhan Batam Centre. Alat pemindai suhu tubuh tidak membaca ada yang aneh dengan Pasien RM. Hal ini menunjukkan masih ada celah dalam antisipasi pencegahan virus korona.
“Mungkin dia mengonsumsi obat demam jadi panas tubuhnya saat itu normal. Seharusnya penumpang disuruh berbaris dan tidak berjubel ketika di depan alat pemindai suhu tubuh agar petugas kesehatan bisa memantau gejala penyakit di wajah penumpang satu per satu,” kata Didi.
Pasien RM sudah merasa demam dan sesak napas sejak saat berada di rumahnya di Batam pada Rabu (22/1) hingga Sabtu (25/1). Namun, pada Minggu (26/1) ia tetap berangkat untuk bekerja di Singapura. Kondisinya lalu semakin parah dan diperintahkan oleh atasannya untuk pulang lalu berobat di Batam.
Sampai di Batam, Pasien RM sempat pulang ke rumah sebentar sebelum akhirnya memeriksakan diri ke RSUD Embung Fatima karena khawatir. Di rumah sakit itu, ia dirawat di ruang isolasi dan ditangani oleh dokter spesialis paru Antonius Sianturi.
“Dari hasil pemeriksaan awal kemungkinan pasien terjangkit korona sangat kecil. Penyakit pasien tampaknya disebabkan oleh infeksi karena bakteri,” ujar Antonius.
Antonius mengimbau warga Batam agar meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi virus korona, tetapi tetap tidak panik berlebihan. Jika merasa demam disertai sesak napas warga bisa langsung periksa di rumah sakit atau puskesmas terdekat agar dapat segera diobati.