logo Kompas.id
NusantaraKontroversi Tanggul Tsunami di...
Iklan

Kontroversi Tanggul Tsunami di Teluk Palu

Pembangunan tanggul laut untuk meredam tsunami di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, menuai kontroversi. Meskipun berfungsi mirip tanggul, nama proyek dibuat berbeda, yakni pelindung pantai dan jalan layang.

Oleh
KELVIN HIANUSA/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/HARRY SUSILO
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/u4Ws9P3LkWypjYd-2LiD8O7e8f0=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FDSCF6427_1579919362.jpg
KOMPAS/KELVIN HIANUSA

Kondisi pesisir Teluk Palu pada Selasa (7/1/2020) setelah dilanda gempa bumi dan tsunami pada September 2018. Area yang masuk zona merah dalam peta zona rawan bencana ini terlihat masih porak-poranda.

Sinar matahari beranjak meredup saat Sibarani berjalan di pesisir Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Pria berusia 61 tahun ini berjalan perlahan menghindari puing-puing bangunan bekas tsunami. Di bibir pantai, dia memeriksa satu per satu perangkap kepiting miliknya.

Dengan wajah rata, Sibarani berbalik membawa karung di tangan kanannya. Karung itu berisi dua kepiting seukuran kepalan tangan hasil tangkapannya. ”Ya, lumayan dapat dua. Ini termasuk sedikit. Kalau lagi banyak, bisa belasan,” katanya Minggu (5/1/2020).

Editor:
Harry Susilo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000