Kelahiran dua anak harimau sumatera menambah koleksi Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Oleh
·3 menit baca
Kelahiran dua anak harimau sumatera menambah koleksi Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, Sumatera Barat.
BUKITTINGGI, KOMPAS — Dua anak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) lahir di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, Sumatera Barat, pertengahan Desember 2019. Kelahiran sepasang anak harimau ini menunjukkan upaya pelestarian harimau di Kinantan mulai memberikan hasil.
Sepasang anak harimau dari betina Dara Jingga dan jantan Bancah itu lahir pada 12 Desember 2019. Namun, atas berbagai pertimbangan, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) baru mengungkapkan kelahiran itu kepada publik beberapa hari terakhir.
Anggota tim medis TMSBK, dokter hewan Rizka Musnandar, mengatakan, kelahiran tersebut baru diekspos untuk mengurangi risiko induk harimau stres. Terlalu banyak aktivitas manusia di sekitar induk dikhawatirkan bisa memicu stres.
”Kondisi keduanya sekarang cukup bagus. Sejak induk melahirkan hingga kondisinya dianggap baik, aktivitas manusia di sekitar mereka dikurangi,” kata Rizka, di Bukittinggi, Sabtu (1/2/2020).
Pantauan pada Sabtu siang, kedua anak harimau dalam kondisi baik. Mereka sedang bersantai di kandang dengan sesekali mata tertutup. Dara Jingga dan kedua anaknya berada dalam satu kandang privasi. Sementara Bancah berada di kandang privasi sebelahnya.
Menurut Rizka, stres pada induk harimau bisa menyebabkan air susu induk tidak dapat keluar. Padahal, anak harimau membutuhkan banyak susu, terutama pada awal-awal kelahiran. Isapan susu pertama mengandung kolostrum yang sangat penting untuk membangun imunitas anak harimau.
Dalam beberapa bulan ke depan, anak harimau akan tinggal bersama induknya hingga cukup besar, bisa makan, dan tidak lagi menyusu. Saat ini, pengunjung belum bisa menyaksikan anak harimau itu.
Kurator satwa TMSBK, Rahmi Aida, mengatakan, kelahiran ini merupakan yang keenam dari pasangan harimau Dara Jingga dan Bancah. Pasangan harimau ini pertama kali melahirkan pada 2014.
”Dengan kelahiran ini, jumlah harimau sumatera di TMSBK bertambah menjadi 10, yaitu lima jantan dan lima betina,” katanya.
Rahmi mengatakan, total pasangan harimau ini telah melahirkan 10 anak. Delapan anak selamat, termasuk sepasang yang baru lahir, sedangkan dua lainnya tidak dapat bertahan hidup.
Kedua anak harimau yang tidak selamat itu merupakan kelahiran ketiga dan kelima. Kematian mereka dipicu kondisi stres pada Dara Jingga sehingga tidak dapat memberikan susu kepada anaknya.
”Berdasarkan pengalaman sebelumnya, induk terganggu karena terlalu cepat dan sering diekspos. Untuk itu, kelahiran keenam diusahakan tidak diekspos dulu sampai induknya benar-benar bisa menyusui anaknya. Yang ini sebulan lebih baru diekspos,” ujar Rahmi.
Rahmi menambahkan, pasangan harimau Dara Jingga dan Bancah merupakan harimau liar. Kedua harimau ini merupakan korban dari konflik satwa dengan manusia.
Dara Jingga yang berasal dari Dharmasraya masuk TMSBK pada 2013. Harimau ini terperangkap pada bagian rahang oleh jerat babi yang dipasang warga. Hal tersebut membuat kedua gigi taringnya patah dan tidak bisa makan.
Sementara Bancah yang berasal dari Sijunjung lebih malang lagi. Kaki belakang bagian kirinya diamputasi karena terperangkap jerat babi yang dipasang warga. Bancah berada di TMSBK sejak 2007. (JOL)