Demam Tinggi Usai Pulang dari Korsel, Seorang Warga Kendari Diisolasi
Seorang warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diisolasi di RS Bahteramas karena demam tinggi, sesak napas, dan flu berat. MW (22), diketahui baru kembali dari Korea Selatan lima hari lalu.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Seorang warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diisolasi di RS Bahteramas karena demam tinggi, sesak napas, dan flu berat. MW (22), diketahui baru berkunjung dari Korea Selatan lima hari lalu. Pihak rumah sakit terus memantau kondisi dan kesehatan pasien.
Direktur Utama RS Bahteramas Sjarif Subijakto menjelaskan, pihaknya menerapkan penanganan khusus terhadap seorang pasien dengan demam tinggi dan flu berat. Protokol isolasi sesuai aturan kementerian telah dilakukan untuk menghindari semua hal, sebagai bagian dari pencegahan virus Korona.
"Kami curigai sebagai suspect Korona dari dua kriteria yang ada, yaitu karena ada gejala penyakit, dan baru pulang dari bepergian. Kami melakukan penanganan khusus dan pasien telah diisolasi. Pasien laki-laki ini diketahui baru beberapa hari lalu berkunjung Ke Korsel bersama beberapa orang lainnya," kata Sjarif.
Menurut Sjarif, bersama delapan orang rekannya, pasien berkunjung ke Korsel selama empat hari. Setelah tiba di Kendari pada Rabu pekan lalu, pasien sempat bekerja pada Kamis dan Jumat. Akan tetapi, pada Sabtu, kondisi pasien mulai demam.
Pada Minggu siang, lanjut Sjarif, pasien terus mengalami demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Ia pun dirujuk ke RS Bahteramas dan saat diperiksa panas tubuhnya mencapai 39,7 derajat Celcius.
"Hari ini, kondisi pasien mulai membaik dan sudah meminta pulang. Tapi kami terus memantau kondisi pasien, sesuai protokol selama masa inkubasi. Terhitung sejak pulang dari Korea, masih ada sembilan hari," ucap Sjarif.
Epidemi virus korona terus bergejolak di sejumlah negara. Korban terjangkit virus ini terus bertambah, dengan jumlah korban jiwa yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia telah memulangkan 238 mahasiswa dari China dan saat ini telah dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau.
Di Sultra, antisipasi merebaknya virus korona terus dilakulan. Pengawasan pintu masuk di bandara maupun pelabuhan terus dilakukan. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja asing asal China yang jumlahnya ratusan orang juga diperketat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sultra Andi Hasnah menuturkan, bersama sejumlah instansi lain, upaya mitigasi penyebaran virus korona terus dioptimalkan.
"Pemasangan alat pemindai tubuh, pemeriksaan kesehatan di kawasan industri, dan pengecekan kesehatan ABK (anak buah kapal) juga telah dilakukan. Protokol mitigasi kami jalankan, dan terus dipantau jika ada kasus," kata Hasnah.