Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji melarang turis dari China masuk ke Kalbar dalam berbagai agenda pariwisata. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar warga Kalbar tidak terpapar virus korona.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji melarang turis dari China masuk ke Kalbar dalam berbagai agenda pariwisata. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar warga Kalbar tidak terpapar virus korona.
Dalam waktu dekat, Kalbar akan menggelar agenda pariwisata, yakni puncak Festival Cap Go Meh di Kota Pontianak dan juga Kota Singkawang. Setiap tahun, ribuan wisatawan domestik dan mancanegara datang menyaksikan.
Dalam waktu dekat, Kalbar akan menggelar agenda pariwisata, yakni puncak Festival Cap Go Meh di Kota Pontianak dan juga Kota Singkawang.
Gubernur Kalbar seusai pelantikan pejabat di lingkup Pemerintah Provinsi Kalbar, Senin (3/2/2020), menuturkan, wisatawan dari China daratan tidak boleh masuk ke Kalbar untuk semua agenda pariwisata. Tidak hanya warga negara China, tetapi juga siapa saja yang datang dari wilayah China.
Selain itu, orang-orang yang baru saja datang dari negara yang sudah terpapar virus korona juga tidak diperbolehkan masuk ke Kalbar. Terkait hal itu, kapten kapal-kapal dari China harus memastikan kondisi anak buah kapalnya sehat dan baru diperbolehkan masuk ke pelabuhan.
”Tenaga kerja asing, khususnya dari China yang bekerja di Kalbar, untuk sementara waktu tidak diperbolehkan kembali ke negaranya. Boleh mereka kembali ke negaranya, tetapi tidak diperkenankan kembali lagi ke Kalbar,” kata Sutarmidji.
Ia juga mengingatkan, semua instansi harus melakukan prosedur itu dengan baik. Sutarmidji mengaku sudah mengomunikasikan hal itu kepada pihak bandara dan imigrasi. Pelarangan ini berlaku sampai dipastikan penyebaran virus korona mereda.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, Kalbar hingga saat ini aman dari virus korona. Sejumlah antisipasi pun sudah dilakukan sejak jauh hari, misalnya menyediakan ruangan isolasi di sejumlah rumah sakit rujukan.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menuturkan, ia mengikuti langkah apapun yang terbaik untuk Indonesia dan masyarakat. Apalagi, pintu masuk wisatawan dari luar negeri bukan di Singkawang. Wisatawan yang ingin masuk ke Singkawang harus melalui Jakarta terlebih dahulu atau daerah lain. Hingga kini, tidak ada penerbangan langsung dari China ke Kalbar.
”Kami tentu tidak mau masyarakat kita terpapar. Kebijakan yang diambil presiden dan gubernur adalah langkah yang terbaik untuk masyarakat semua. Kalaupun misalnya ada yang sampai ke Singkawang, mereka tentu sudah melalui proses pemeriksaan di pintu masuk di Jakarta,” kata Tjhai Chui Mie.
Dia mengakui, pelarangan tersebut bisa jadi akan berdampak terhadap pariwisata Singkawang. Terlebih tanggal 8 Februari bertepatan dengan puncak Festival Cap Go Meh. Namun, dampaknya diperkirakan tidak begitu besar karena wisatawan yang datang banyak dari daerah lain di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang Supardiana menuturkan, tren kunjungan wisatawan pada puncak Festival Cap Go Meh di Singkawang setiap tahun selalu meningkat dan melebihi target. Pertumbuhan kunjungan berasal dari wisatawan mancanegara dan domestik.
Pada 2018, misalnya, target kunjungan wisata saat Cap Go Meh sebanyak 65.000 orang, tetapi yang hadir mencapai 70.000 orang. Dari jumlah itu, kunjungan wisatawan mancanegara 414 orang. Sekitar 50 persen berasal dari China.
Tren kunjungan wisatawan pada puncak Festival Cap Go Meh di Singkawang setiap tahun selalu meningkat dan melebihi target.
Selanjutnya, pada 2019, dari target wisatawan 76.000 orang, yang datang mencapai 87.594 orang. Dari 87.594 orang itu, jumlah wisatawan mancanegara 436 orang dan sekitar 50 persen berasal dari China.
Data tersebut berasal dari wisatawan yang menginap di hotel-hotel Singkawang. Namun, Supardiana memperkirakan jumlahnya lebih dari itu karena ada juga wisatawan yang menginap di rumah keluarga mereka.