Evakuasi Pesawat Latih TNI AL di Pesisir Sidoarjo Libatkan Warga Lokal
Proses evakuasi pesawat latih milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang mendarat darurat di area tambak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dilanjutkan, Selasa (4/2/2020). Evakuasi melibatkan masyarakat lokal.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Proses evakuasi pesawat latih Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang mendarat darurat di area tambak Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dilanjutkan Selasa (4/2/2020). Warga setempat dilibatkan untuk memudahkan proses evakuasi.
Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Laksamana Pertama Edwin mengatakan, tim investigasi dari TNI AL, Puspenerbal Juanda, serta tim fasilitas perawatan dan pemeliharaan kendaraan berada di lokasi sejak Selasa pagi. Personel yang terlibat diperkirakan berjumlah 30 orang.
”Sekitar pukul 11.00, badan pesawat sudah bisa diangkat ke darat. Selanjutnya dibagi bagian per bagian agar bisa dibawa ke Markas Puspenerbal Juanda untuk investigasi selanjutnya,” ujar Edwin di Sidoarjo.
Investigasi ini penting untuk meyakinkan penyebab matinya mesin pesawat pada saat penerbangan.
Menurut Edwin, investigasi ini penting untuk meyakinkan penyebab matinya mesin pesawat pada saat penerbangan. Seperti diketahui, pesawat tersebut akhirnya mendarat darurat di area tambak milik warga di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Sidoarjo, Senin sekitar pukul 13.00.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat latih milik TNI AL yang mengalami kecelakaan adalah jenis Tobago T2405. Pesawat berpenumpang dua orang, yakni seorang instruktur Kapten Laut Alfat dan siswanya, Letda Laut Pelaut Fahmi, itu terbang dalam latihan di area Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Namun, karena sesuatu hal terjadi pada mesin, pesawat memutuskan kembali ke markas. Belum sampai di markas, pesawat akhirnya mendarat darurat di area tambak di Sidoarjo. Dalam pendaratan darurat itu, seluruh penumpang pesawat selamat dan langsung dievakuasi ke markas.
”Sesampai di Puspenerbal Juanda dilakukan pemeriksaan kesehatan (terhadap dua anggota yang mengalami kecelakaan). Mereka juga diobservasi selama 24 jam,” kata Edwin.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, instruktur beserta siswanya dalam kondisi sehat. Bahkan, kondisi psikologis mereka dinyatakan stabil. Edwin memastikan penanganan terhadap anggotanya yang menjadi korban kecelakaan pesawat latih tersebut sudah sesuai prosedur.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, instruktur beserta siswanya dalam kondisi sehat. Bahkan, kondisi psikologis mereka dinyatakan stabil.
Saat ini, lanjut Edwin, Puspenerbal Juanda fokus menyelesaikan proses evakuasi badan pesawat latih. Seluruh bagian badan pesawat diperkirakan bisa dibawa ke Juanda Selasa sore. Pihaknya telah mengoptimalkan seluruh aset, baik peralatan yang dibawa TNI AL maupun peralatan yang dimiliki warga nelayan di sekitar lokasi kejadian.
Kerja sama yang baik dengan masyarakat diyakini Edwin mempermudah proses evakuasi pesawat dengan panjang badan sekitar 6 meter ini. Hampir tidak ada kesulitan signifikan karena kerja sama tim evakuasi yang cukup baik di lapangan.
Sejak peristiwa pendaratan darurat pesawat latih milik TNI AL tersebut, Desa Kedung Peluk ramai dikunjungi masyarakat yang ingin melihat lokasi kejadian. Namun, para anggota TNI AL melakukan penjagaan dan melarang masyarakat mendekati lokasi.
Sebagai gambaran, lokasi tambak tempat pendaratan pesawat latih itu berada di pesisir utara Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya terpencil karena hanya bisa diakses menggunakan perahu kecil nelayan (kelotok) melalui Sungai Kedung Peluk.
Sakur (47), salah satu warga Kedung Peluk, mengatakan, akses darat bisa ditempuh dengan perjalanan kendaraan roda dua melalui pematang tambak. Namun, kondisi pematang tambak saat ini becek dan berlumpur karena hujan yang mengguyur Sidoarjo.