Sekitar 190.000 bibit vetiver akan ditanam di lahan 2.500 hektar di dua subdaerah aliran Sungai (DAS) Cidurian Hulu dan Ciberang, Vetiver efektif untuk merehabilitasi lahan kritis.
Oleh
Nina Susilo/Aguido Adri
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Setelah banjir dan longsor menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, serta di beberapa lokasi di Kabupaten Lebak, Banten, pemerintah mengupayakan pemulihan kehidupan warga. Secara pararel, pemerintah membangun fisik permukiman warga terdampak, sekaligus membangun kembali dengan pendekatan ekologis.
”Di tempat-tempat terjadi bencana banjir dan tanah longsor, pendekatan kita bukan hanya pendekatan fisik, bukan hanya bangunan-bangunan fisik, melainkan juga berkaitan dengan vegetatif,” tutur Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi longsor di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/2/2020) siang.
Wilayah seluas 2.500 hektar di Desa Pasirmadang, Kecamatan Sukajaya, ini akan ditanami berbagai pohon keras, akar wangi atau vetiver, ataupun pepohonan produktif. Sebagian bibit, seperti kapulaga dan rempah-rempah, diberikan PT Sido Muncul. Perusahaan ini juga siap menampung hasil panen untuk bahan baku produk jamunya.
Sebagai penanda, Presiden bersama para menteri dan pejabat lain bersama-sama menanam vetiver. Mereka yang juga menanam vetiver meliputi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Doni Monardo, Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Bogor Ade Yasin.
Alue Dohong mengatakan, sekitar 190.000 bibit akan ditanam di 2.500 hektar lahan di dua subdaerah aliran Sungai (DAS) Cidurian Hulu dan Ciberang. Semua desa yang diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Lebak dan Bogor awal Januari lalu adalah bagian dari DAS Cidurian dan Ciberang.
Di Kabupaten Lebak, bencana melanda 8 desa di Kecamatan Cipanas, 4 desa di Kecamatan Lebak Gedong, 1 desa di Kecamatan Cimarga, 8 desa di Kecamatan Sajira, 3 desa di Kecamatan Curugbitung, dan 3 desa di Kecamatan Maja. Adapun di Kabupaten Bogor, bencana terjadi di 11 desa di Kecamatan Sukajaya dan 2 desa di Kecamatan Cigudeg.
Menurut Doni, vetiver efektif untuk merehabilitasi lahan kritis. Dalam setahun, panjang akar vetiver sekitar 1,5 meter. Saat optimal, akarnya mencapai 4 meter. Selain itu, juga akan dibuat sistem dalam penanaman vetiver sehingga sejumlah tanaman akan saling mengikat. Warga, ujar Doni, diminta tidak memanen akar wangi di lahan dengan kemiringan 30 derajat atau lebih. Sebagai gantinya, warga didorong memanfaatkan pohon buah ataupun berbagai bibit tanaman lain.
Para pemilik tambang kini sedang diperiksa.
Pendekatan serupa untuk memperbaiki lahan rusak, misalnya, dikerjakan di hulu Waduk Gajahmungkur, Jawa Tengah dan Danau Toba, Sumatera Utara. Presiden mengatakan, pengerukan sedimentasi waduk dan danau tak ada habisnya bila bagian hulu tak diperbaiki.
Setelah bencana itu, pemerintah tak lagi menoleransi penambangan yang menyisakan lubang-lubang dan merusak lahan di Bogor dan Lebak. Semua area tambang harus ditutup dan lubangnya direhabilitasi. Menteri LHK Siti Nurbaya menambahkan, para pemilik tambang kini sedang diperiksa.
Relokasi tetap
Relokasi untuk warga terdampak di lahan rawan longsor pun menunggu penentuan lokasi oleh Bupati Bogor dan Gubernur Jabar. ”Kalau memakai lahan PTPN, saya perintahkan kepada Menteri BUMN agar diberikan secepat-cepatnya. Begitu land clearing, PU masuk. Kita sudah siap,” kata Presiden.
Piah (32), warga Kampung Nyomplong, Desa Kiarapandak, Sukajaya, mengatakan, kampungnya rawan longsor karena berada di bawah perbukitan. Karena tak mau tinggal lama di hunian sementara di Desa Pasir Walang, ia berharap pemerintah segera menyediakan hunian tetap. ”Saya belum tahu mau dipindah ke mana. Balik kampung tidak mungkin. Ke depan juga tidak jelas.
Kami tak mungkin terus mengandalkan bantuan dari relawan,” ujarnya. Yuyun (28), warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, juga menanti kepastian relokasi. Warga sempat dijanjikan akan direlokasi ke Kampung Parigi, Sukajaya. Namun, sejauh ini tidak ada kepastian.
Yuyun beserta pengungsi dari Kampung Sinar Harapan tak bisa kembali ke tempat asal karena longsor meluluhlantakkan kampung mereka hingga jatuh tujuh korban jiwa. Desa mereka pun telah ditetapkan sebagai zona merah atau zona rawan bencana.