Siswa SD dan SMP di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020), kembali masuk sekolah. Sebelumnya, mereka diliburkan menyusul kekhawatiran akan dampak karantina WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
RANAI, KOMPAS — Siswa SD dan SMP di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020), kembali masuk sekolah. Sebelumnya, mereka diliburkan menyusul kekhawatiran dampak karantina warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China, di Natuna.
Kementerian Dalam Negeri, Senin (3/2/2020), meminta Pemerintah Kabupaten Natuna mencabut keputusan meliburkan siswa SD dan SMP. Awalnya, siswa di Natuna akan diliburkan selama 14 hari sampai observasi warga Indonesia yang dipulangkan dari Wuhan rampung.
Siswa masih banyak yang belum masuk karena sebagian sudah telanjur dibawa orangtuanya meninggalkan Natuna.
”Siswa masih banyak yang belum masuk karena sebagian sudah telanjur dibawa orangtuanya meninggalkan Natuna. Sebagian pergi ke pulau lain, seperti Serasan dan Midai, tetapi ada juga yang pergi sampai ke Pontianak,” kata Ketua Komite SD Negeri 2 Ranai, Natuna, Ridwan Khaerudin.
Dari total 277 siswa di sekolah tersebut, baru 132 anak yang hari ini siap mengikuti kegiatan di kelas. Meskipun demikian, proses belajar mengajar tetap berlangsung normal. Para guru juga terlihat hadir secara lengkap.
Kepala SD Negeri 2 Kota Ranai Nurhayati mengatakan, informasi pembatalan libur sudah disampaikan kepada orangtua siswa sehari sebelumnya. Untuk itu, ia mengimbau para orangtua agar mendorong anaknya kembali bersekolah agar tidak ketinggalan pelajaran.
”Jarak sekolah dengan lokasi observasi (di Pangkalan Udara Raden Sadjad) hanya sekitar 3 kilometer jadi wajar jika ada orangtua yang masih khawatir,” ujar Nurhayati.
Damaris (41) tetap membolehkan anaknya masuk sekolah karena yakin Natuna masih aman. Ia percaya WNI yang diobservasi di Lanud Raden Sadjad dalam kondisi sehat.
Dari pantauan di SD Negeri 1, kegiatan siswa bersalaman dengan guru untuk sementara ditiadakan guna mengurangi kontak langsung sebagai antisipasi penularan penyakit. Para siswa juga diberi masker dan dibiasakan mencuci tangan sebelum makan agar terhindar dari risiko tertular virus korona jenis baru.
Salah satu orangtua siswa, Damaris (41), mengatakan tetap membolehkan anaknya masuk sekolah karena yakin Natuna masih aman. Ia percaya WNI yang diobservasi di Lanud Raden Sadjad dalam kondisi sehat.
”Anak saya selalu pakai masker dan minum suplemen vitamin. Saya juga sudah mengajari dia untuk selalu cuci tangan pakai sabun sebelum makan,” kata Damaris.
Orangtua siswa lain, Astuti (43), juga mengaku tidak khawatir terhadap observasi sejumlah WNI dari Wuhan. Ia yakin pemerintah telah mempertimbangkan hal itu dengan matang. Menurut dia, kini yang harus dilakukan adalah menaati prosedur kesehatan, seperti selalu menggunakan masker saat keluar rumah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna Suherman menyatakan, Pemkab Natuna tidak akan meliburkan sekolah lagi sehingga siswa yang kini berada di luar Natuna diharapkan segera pulang. Selain itu, ia juga mengimbau para pengajar tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa.