DPRD DIY berencana membangun gedung baru untuk kantor lembaga tersebut. Lokasi pembangunan gedung sudah dipilih. Bangunan gedung baru diminta punya gaya arsitektur yang khas sesuai dengan daerah ini.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta berencana membangun gedung baru untuk kantor lembaga tersebut. Lokasi pembangunan gedung sudah dipilih. Bangunan gedung baru diminta memiliki gaya arsitektur yang khas sesuai dengan daerah ini.
Lokasi yang dipilih menjadi tempat pembangunan gedung baru DPRD DIY itu terletak di Jalan Kenari, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Luas lahannya mencapai 5,1 hektar. Namun, hanya 1 hektar yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan gedung. Selama ini, lahan tersebut digunakan sebagai tempat latihan memanah dan sepak bola. Lahan itu merupakan milik Pemda DIY.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, dan Ketua DPRD DIY Nuryadi meninjau lokasi itu bersama-sama pada Rabu (5/2/2020).
Harapannya, di gedung baru nanti tidak terganggu apa pun bagi yang mau menyampaikan aspirasi.
Nuryadi mengungkapkan, selama ini DPRD DIY tidak memiliki kantor sendiri. Kantor yang digunakan selama ini merupakan bangunan yang berdiri di tanah milik Keraton Yogyakarta. Selain itu, lokasi gedung saat ini juga terletak di kawasan ekonomi yang sibuk di jantung Jalan Malioboro. Kondisi tersebut dianggap menjadi urgensi pembangunan gedung baru.
”Pembangunan gedung baru sangat penting karena di sana (gedung lama) sudah tertinggal. Di sana juga area ekonomi. Harapannya, di gedung baru nanti tidak terganggu apa pun bagi yang mau menyampaikan aspirasi. Ini, kan, satu kawasan dengan kantor Pemerintah Kota Yogyakarta,” kata Nuryadi.
Menurut Nuryadi, proses pembangunan itu akan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemilihan lokasi baru langkah awal. Anggarannya masih akan disusun bersama Pemda DIY.
Diperkirakan, pembiayaan pembangunan gedung itu berlangsung selama beberapa tahun anggaran. Ia juga menjanjikan sistem yang terbuka dan dapat dipantau publik terkait penganggaran.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono mengatakan, bangunan baru itu diharapkan bisa terlihat megah. Kantor itu diminta bisa mempunyai cerminan yang sesuai dengan karakter masyarakat DIY. Tidak hanya sekadar bangunan kantor tanpa makna, gedung baru juga diharapkan bisa punya kedekatan dengan masyarakat.
”Lembaga dewan bukan hanya sekadar punya kantor. Tetapi, kantornya punya pencerminan, yang bagi saya wangun (patut/pantas). Jangan hanya tempat tinggal bertingkat jadi kantor dewan. Saya enggakmau,” kata Sultan.
Sultan menambahkan, gedung DPRD DIY yang lama masih akan dimanfaatkan. Gedung itu bakal dijadikan museum yang dapat menambah daya tarik wisata mengingat letaknya di kawasan Malioboro. Gedung akan digunakan untuk mendukung Galeri Informasi tentang Yogyakarta yang juga akan dibangun dengan memanfaatkan bekas Gedung Dinas Pariwisata DIY, yang terletak persis di sebelah utara bangunan Gedung DPRD DIY.
Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Arief Azazie Zain menyampaikan, pihaknya akan segera melakukan lelang untuk membuat desain dasar (basic design). Ada penganggaran sebesar Rp 300 juta yang disiapkan untuk menyusun purwarupa gedung baru itu. Perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan desain dasar itu 3-4 bulan.
”DED (detail engineering design) itu baru bisa dibuat setelah basic design sudah jadi. Ini sedang dalam pengkajian untuk bentuk bangunan dan rancangannya seperti apa,” kata Arief.
Hal yang sudah terbayang, ujar Arief, adalah adanya bagian pelataran di depan gedung baru itu kelak. Ini agar gedung tersebut juga menjadi tempat yang dekat bagi masyarakat. Namun, desain detail bangunan dengan arsitektur khas daerah itu masih akan dirumuskan lagi.