Hujan deras diprediksi masih akan turun di sejumlah daerah di Jawa Barat. Banjir susulan dimungkinkan melanda sejumlah desa di Cirebon, Kabupaten Bandung, dan Karawang.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri/Tatang Mulyana Sinaga /Melati Mewangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir susulan mengancam wilayah Jawa Barat. Banjir di tujuh desa di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, sejak Rabu (5/2/2020) malam, surut pada Kamis sore. Di Kabupaten Bandung, banjir akibat luapan Sungai Citarum kembali menggenangi ratusan rumah warga, Kamis.
Meski banjir sudah surut, warga masih khawatir terjadi banjir susulan karena hujan deras diprediksi masih turun beberapa hari ke depan. Sejumlah tanggul sungai pun jebol. Hingga Kamis petang, 355 pengungsi banjir Cirebon kembali ke rumah. ”Namun, posko bencana tetap dibuka,” kata Sekretaris Kecamatan Susukan Ronianto.
Hujan deras sejak Rabu sore membuat Sungai Wangan Ayam dan Sungai Ciwaringin meluap pada malam hari. Ribuan rumah dan sekitar 10.000 warga terdampak banjir setinggi 30 sentimeter hingga 2 meter. Banjir itu merendam Desa Susukan, Bojong Kulon, Bunder, Jatipura, Gintung Lor, Kedondong, dan Desa Ujung. Desa Susukan, Bojong Kulon, dan Desa Bunder jadi daerah terdampak terparah karena masih kebanjiran hingga Kamis pagi.
Hampir setiap tahun Sungai Wangan Ayam meluap, tetapi ini terparah.
Warga dievakuasi menggunakan perahu karet oleh petugas BPBD, TNI, Polri, dan sukarelawan. Sebanyak 760 warga mengungsi malam itu. ”Hampir setiap tahun Sungai Wangan Ayam meluap, tetapi ini terparah. Ribuan rumah terendam sampai 2 meter. Sebelumnya di bawah 1 meter,” tutur Ronianto. Sungai selebar hampir 15 meter itu terpisah tanggul dengan rumah warga.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung Happy Mulya mengatakan, pihaknya berupaya mengantisipasi banjir saat ini. ”Kami sudah membentuk tim reaksi cepat. Kalau ada tanggul jebol, misalnya, kami tangani sementara,” ujarnya.
Luapan Citarum
Di Kabupaten Bandung, banjir dipicu hujan lebat lebih dari empat jam pada Rabu malam yang menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Tiga daerah itu dikenal langganan banjir di dekat aliran Sungai Citarum. Hingga Kamis malam, ketinggian banjir masih di atas 1 meter. Banjir juga menggenangi Jalan Andir-Katapang sehingga tak dapat dilalui kendaraan bermotor.
Maman (31), warga Andir, Baleendah, mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, hujan lebih sering turun malam hari. Akibatnya, banjir melanda pada tengah malam atau dini hari ketika kebanyakan warga tidur. Meski terbiasa menghadapi banjir, warga tetap waspada. Mereka menyiapkan perahu dan pelampung, bersiap evakuasi jika banjir meninggi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Enjang Wahyudin mengatakan, lebih dari 100 warga mengungsi akibat banjir itu. Posko lapangan disiapkan di Gedung Inkanas, Baleendah. Warga berharap upaya pemerintah menanggulangi banjir di Bandung selatan segera tuntas. Salah satunya pembangunan sodetan Cisangkuy yang ditargetkan rampung tahun ini.
Adapun Terowongan Nanjung berfungsi memperlancar aliran air Citarum ke Waduk Saguling sehingga genangan banjir cepat surut. Saat meresmikan terowongan itu, Rabu lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan, pembangunan infrastruktur pengendali banjir akibat luapan Citarum akan dilanjutkan.
Di Karawang, luapan Sungai Cilamaya menerjang sejumlah desa. Warga diimbau mewaspadai banjir susulan. Kamis pukul 09.00 banjir mulai memasuki rumah warga. Setidaknya enam desa di empat kecamatan terdampak.