Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik menyikapi tingginya harga bawang putih dan pembatasan impor bawang putih dari China. Saat ini, pemerintah masih memiliki persediaan yang cukup.
Oleh
Reny Sri Ayu Arman
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik menyikapi tingginya harga bawang putih dan pembatasan impor bawang putih dari China. Saat ini, pemerintah masih memiliki persediaan yang cukup dan bakal bertambah apabila sejumlah daerah penghasil bawang putih mulai panen.
Hal itu dikatakan Syahrul Yasin Limpo saat memberi kuliah umum di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/2/2020). Syahrul mengatakan hal itu di tengah kecemasan masyarakat terkait dengan kenaikan harga bawah putih yang diduga terkait dengan munculnya virus korona di China.
Syahrul mengakui, munculnya virus korona memengaruhi pasokan bawang putih. Alasannya, impor bawang putih terbesar saat ini masih berasal dari China. Namun, ia berharap masyarakat tetap tenang menyikapi hal ini. Alasannya, pemerintah masih memiliki stok cukup, mencapai 84.000 ton.
Menurut dia, stok bawang putih juga berpotensi stabil. Alasannya, masih ada sejumlah daerah penghasil bawang putih yang bakal panen. Beberapa provinsi penghasil bawang putih antara lain Jawa Barat dan Sumatera Utara.
”Intinya, kami mengusahakan agar kenaikan harga bawang putih bisa dikendalikan dan kebutuhannya terpenuhi,” katanya.
Penanaman bawang putih, kata Syahrul, memiliki tantangan di Tanah Air. Kondisi tanah dan iklim tertentu mutlak dibutuhkan tanaman bawang putih. Hal itu membuat tak semua daerah bisa menghasilkan komoditas ini. Untuk memenuhinya, impor dengan harga terjangkau masih harus dilakukan dari China.
Intinya, kami mengusahakan agar kenaikan harga bawang putih bisa dikendalikan dan kebutuhannya terpenuhi.
Hingga Jumat sore, harga bawang putih di Makassar terbilang tinggi. Jika pertengahan Januari lalu harganya masih di bawah Rp 30.000 per kilogram, pekan ini harganya sudah di atas Rp 46.000 per kilogram. Kenaikan harga sebesar itu terpantau di Pasar Pabaeng-Baeng dan Pasar Terong.
Herawati (39), warga Makassar, resah dengan kenaikan harga ini. Dia cemas, harganya bakal semahal daging sapi. ”Kenaikan harga mungkin bisa lebih tinggi saat mendekati bulan Ramadhan. Kami berharap pemerintah punya solusi soal ini,” katanya.