Pemulangan Wisatawan China dari Bali ke Wuhan Berjalan Lancar
Sebanyak 61 wisatawan China, Sabtu (8/2/2020) siang, bertolak dari Bali menuju Wuhan, Provinsi Hubei, China, menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern Airlines.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Sebanyak 61 wisatawan China, Sabtu (8/2/2020) siang, bertolak dari Bali menuju Wuhan, Provinsi Hubei, China, menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern Airlines melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung ,Bali. Pemulangan wisatawan asal China itu difasilitasi Pemerintah Republik Rakyat China dan mendapat persetujuan dari Pemerintah Indonesia.
Penerimaan kedatangan pesawat yang sebelumnya berangkat dari Guangzhou, Guangdong, China, di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu, melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan. Seluruh awak pesawat, termasuk empat anggota tim medis yang mendampingi dari China, tidak turun dari pesawat. Mereka juga menggunakan pakaian steril dan alat pelindung diri.
Pesawat diparkir di terminal yang cukup jauh dari terminal reguler Bandara I Gusti Ngurah Rai. Tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar melakukan penyemprotan disinfektan ke ruang kabin dan ruang bagasi pesawat.
Penumpang yang akan diberangkatkan terdiri dari 49 orang dewasa dan 12 anak-anak. Semua diperiksa kesehatannya oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar di ruang tunggu keberangkatan dan oleh tim medis dari China di tangga pesawat.
”Sesuai prosedur standar,” kata Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur Elfi Amir. ”Hasil pemantauan, semua penumpang sehat,” ujar Elfi. Penerbangan dari Guangzhou ke Denpasar lalu ke Wuhan itu juga sudah mendapat persetujuan Kementerian Perhubungan.
Elfi memantau proses pemberangkatan penumpang ke Wuhan bersama sejumlah pejabat, di antaranya Wakil Gubernur Bali Tjokorda Gede Oka Artha Ardana Sukawati, Konsul Jenderal RRC di Denpasar Gou Haodong, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Herry AY Sikado, dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Lucky Tjahjono.
Hasil pemantauan, semua penumpang sehat.
Lucky Tjahjono mengatakan, pemeriksaan kesehatan tetap diberlakukan meskipun penumpang pesawat itu berangkat dari Bali dan diperkirakan sehat karena Bali masih bebas dari infeksi virus korona tipe baru. ”Mereka tetap diperiksa. Pemeriksaan oleh tim KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dilakukan di ruang tunggu. Semua kondisinya clear (sehat), tidak ada keluhan demam atau batuk,” kata Lucky.
Sebelum masuk ke pesawat, para penumpang juga kembali diperiksa satu per satu oleh tim medis dan semuanya lolos. ”Artinya, standar pemeriksaannya sama dan alatnya juga sama,” ujar Lucky.
Herry AY Sikado menambahkan, penerbangan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke daratan China sudah dihentikan sementara sejak Rabu (5/2/2020). Penghentian sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China merupakan keputusan pemerintah sebagai bentuk kesiagaan di tengah penyebaran infeksi virus korona tipe baru. Adapun penerbangan dari dan ke Wuhan, Sabtu, adalah penerbangan di luar jadwal reguler dan merupakan penerbangan nonkomersial.
Mewakili Pemerintah China, Gou Haodong menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan pemerintah dan masyarakat terhadap wisatawan asal China selama mereka berada di Indonesia, khususnya di Bali. Gou juga mengapresiasi kebijakan Pemerintah Indonesia yang memberikan izin perpanjangan masa tinggal bagi wisatawan asal China yang belum pulang ke negaranya.
Menurut Gou, sekitar 3.000 warga China masih berada di Bali untuk berlibur. ”Kebijakan Pemerintah Indonesia ini sangat membantu wisatawan China yang masih di Indonesia,” ujar Gou.
Adapun Tjok Oka Artha menyatakan pemerintah dan masyarakat Bali tetap menerima wisatawan China yang masih berada di Bali dan akan menjaga kenyamanan mereka selama tinggal di Bali. Bali tetap terbuka dikunjungi wisatawan mancanegara. Bandara I Gusti Ngurah Rai juga masih melayani penerbangan internasional, kecuali ke daratan China yang dihentikan sementara.
”Andai kata ada wisatawan China yang ingin pulang, mereka dapat menggunakan penerbangan reguler dari Bali ke beberapa negara lain yang memiliki rute ke China,” ujar Tjok Oka.
Wisatawan asal China merupakan wisatawan terbesar kedua setelah wisatawan asal Australia yang berkunjung ke Bali. Tjok Oka mengakui Bali berpotensi kehilangan pemasukan dari kunjungan wisatawan asal China yang rata-rata sebanyak 90.000 orang per bulan. Dengan asumsi rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.100 dollar AS per kunjungan, Bali berpotensi kehilangan pemasukan dari sektor pariwisata sekitar 99 juta dollar AS per bulan.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali per Februari 2020, Bali menerima 1.186.057 kunjungan wisatawan asal China selama 2019. Selama Desember 2018, menurut data BPS Bali yang dirilis Senin (3/2/2020), wisatawan China ke Bali mencapai 80.972 kunjungan.