Musim hujan menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Di Solok, sebagian warga terisolasi akibat jembatan putus. Di Cirebon, 620 rumah terendam banjir.
Oleh
·3 menit baca
SOLOK, KOMPAS —Sebagian warga yang terisolasi akibat jembatan putus di Jorong Balai Gadang, Nagari Sungai Durian, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memilih bertahan di pondok kebun durian mereka. Selain takut menyeberang dengan tali akibat air sungai masih tinggi, mereka bertahan untuk menunggui pohon durian yang sedang musim panen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Armen AP, Sabtu (8/2/2020), di Balai Gadang, mengatakan, 64 orang dari 75 warga masih bertahan di pondok meski terisolasi. Petugas memastikan kebutuhan logistik warga tercukupi.
Sabtu pagi, jembatan satu-satunya menuju kebun durian, sawah, dan kandang ternak warga di Jorong Balai Gadang putus akibat luapan Sungai Batang Laweh. Sungai meluap akibat curah hujan tinggi sejak Jumat (7/2) malam. Ketinggian air sungai yang biasanya sekitar 30 sentimeter meningkat menjadi lebih dari 3 meter.
Mudah-mudahan jembatan darurat segera dibangun. Mata pencarian warga ada di sana.
Pantauan Kompas di lokasi, Sabtu sore, air sungai mulai surut, tinggal 1,5 meter meski arus masih deras. Petugas membantu warga mengirim logistik ataupun durian hasil panen menggunakan tali. Beberapa warga menyeberang dari kebun ke permukiman.
Armen menyatakan, petugas tetap berupaya mengevakuasi warga seiring surutnya air. BPBD dan Dinas PUPR Kabupaten Solok sedang mendiskusikan rencana pembangunan jembatan darurat.
Wali Jorong Balai Gadang Cal Putra mengatakan, sebagian warganya dan warga Nagari Sungai Durian memiliki kebun durian di tempat terisolasi.
”Mudah-mudahan jembatan darurat segera dibangun. Mata pencarian warga ada di sana. Selain kebun durian, ada sawah dan ternak,” kata Cal.
Wakil Gubernur Nasrul Abit yang berkunjung ke lokasi berharap petugas bisa segera membangun jembatan darurat mulai Minggu (9/2).
Selain memutus jembatan di Nagari Sungai Durian, kata Armen, banjir juga merendam permukiman warga di tiga nagari lain, yakni Nagari Talang Babungo di Kecamatan Hiliran Gumanti serta Nagari Muaro Paneh dan Nagari Kinari di Kecamatan Bukik Sundi.
Di Nagari Talang Babungo, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Kaciak. Sementara di Nagari Muaro Paneh dan Nagari Kinari, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Lembang. Banjir 50 sentimeter yang merendam ratusan rumah sudah surut dan warga membersihkan sisa material banjir.
Bencana hidrometeorologis juga terjadi di Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Pasaman Barat, Agam, dan Limapuluh Kota. Di Sijunjung, satu jembatan dan satu rumah semipermanen di Jorong Batu Manjulur Barat, Nagari Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan, hanyut akibat meluapnya Sungai Batang Laweh. Jembatan itu menghubungkan Nagari Batu Manjulur dan Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari.
”Masyarakat aman. Tidak ada korban jiwa. Banjir tidak merendam rumah,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sijunjung Henry Chaniago ketika dihubungi dari Padang.
Nasrul meminta warga Sumbar tetap waspada akan potensi banjir, banjir bandang, dan longsor. BMKG memprediksi curah hujan masih tinggi hingga akhir Februari 2020.
Longsor dan banjir
Sementara itu, tebing setinggi 20 meter di Kampung Cileuweung, Desa Bojong Timur, Kecamatan Bojong, Purwakarta, Jawa Barat, longsor, Sabtu dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Warga diimbau untuk waspada terhadap potensi longsoran susulan.
Sejak Jumat siang, hujan deras mengguyur sebagian wilayah di Purwakarta, termasuk Kecamatan Bojong. Hingga malam, hujan masih turun sehingga terjadi dua kali longsor.
Kepala Desa Bojong Timur Dedi Junaedi mengatakan, longsor pertama terjadi sekitar pukul 22.00. Tebing setinggi 20 meter runtuh dan menutup badan jalan penghubung dua desa. Kemudian, longsor susulan terjadi sekitar pukul 01.00, persis di bawah tebing dan menimpa sebuah penginapan kosong.
Di Kabupaten Cirebon, Jabar, 620 rumah yang dihuni 2.900 warga terendam di Desa Wanakaya, Kecamatan Gunung Jati. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Dadang Suhendra mengatakan, banjir disebabkan tanggul Sungai Sirenggot yang merupakan bagian Sungai Condong di Blok Rangdukurung jebol sepanjang 6 meter, Sabtu pagi. Hingga siang, tinggi air berkisar 0,5-1,5 meter.