logo Kompas.id
NusantaraBuaya ”Berkalung” Ban dan...
Iklan

Buaya ”Berkalung” Ban dan Sampah di Sungai Palu

Selama 3,5 tahun, seekor buaya hidup dengan berkalung ban di lehernya. Meski belum tentu diakibatkan oleh sampah, kepedulian terhadap lingkungan sungai perlu diperhatikan.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 6 menit baca

Seekor buaya muara sudah 3,5 tahun terdeteksi terjerat ban di muara Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Hingga kini ban masih melekat di lehernya. Kondisi buaya itu mengingatkan kita pada kelalaian berperilaku ramah lingkungan.

https://cdn-assetd.kompas.id/3sW3DkcC_nwLY-OxY4ZnQHx6aK4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F0c3b0217-c8f2-42a2-a091-3b1a74f390be_jpg.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Tampak buaya muara (Crocodylos porosus) terjerat atau ”berkalung” ban berenang di sekitar tumpukan beton bekas di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/2/2020). Buaya muara itu sudah 3,5 tahun terjerat ban. Semua upaya penyelamatan selama ini belum berhasil mengeluarkan ban dari leher buaya.

Di puing beton, dua orang bersiaga. Satu sigap memegang tombak dengan fokus pandangan ke air sungai. Satu lainnya berdiri untuk siap membantu. Sekitar satu jam mereka awas dalam posisi siaga.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000